Terima kasih atas antusias kalian menyambut PPM 2 ini, sayang kalian bagi selalu meramaikan setiap babnya. Huuu tapi respon bab kemarin agak kurang nih dari bab sebelumnya. Tapi nggak apa-apa deh, aku bakalan tetap rajin update.
Ramaikan setiap paragraf yukk, biar makin semangat.
Happy Reading
***
Sarah memutar matanya malas, kalau Airin sudah tersenyum sendiri seperti ini sambil melihat hape, pasti semua orang juga tahu, siapa nama orang di balik chattingnya.
"Airin, makanannya udah datang, chatting mulu, dasar bucin," ejek Sarah.
Keasikan chatting sama Pandu, Airin sampai tidak tahu kalau makanannya sudah datang. "Eh ya Sar, maaf," ujar Airin sedikit malu.
"Perasaan Kak Pandu sekarang makin bucin aja ya Rin, jadi manis gitu," ungkap Sarah.
Airin mengangguk,"sekarang komunikasi kita nggak kayak dulu lagi, Sar."
"Bagus dong, jadi kamunya juga nggak kepikiran terus."
"Aku bakal berusaha juga buat jagain perasaan Kak Pandu Sar. Soalnya Kak Pandu udah berusaha sampai sejauh ini untuk hubungan kita," ucap Airin.
"Kamu juga berusaha kok Rin," sambung Sarah.
"Oh iya, kamu gimana sama Bang Farrel? Masih suka ditemanin sama abang sampai malam ya belajarnya?"
Sekarang bukan cuma Sarah saja yang bisa memojokkan Airin, tapi Airin juga bisa. Dia tahu betul, abangnya sering video call dengan Sarah, temanin Sarah belajar. Ketahuannya pas dirinya pernah menginap di rumah Sarah. Airin pikir Sarah belajar sendiri, eh ternyata ada yang nemanin.
"Tahu tu, Kak Farrel, yang nelpon," ucap Sarah salah tingkah.
"Tapi kamu juga senang kan, ditemanin Bang Farrel." Sekarang giliran Airin yang menggoda Sarah.
"Nggak kok." Sarah berusaha mengelak.
"Yaudah, nanti aku bilang ke Bang Farrel nggak usah gangguin kamu belajar lagi deh."
Mata Sarah langsung terbelalak. "Ih jangan! Kadang kalau Kak Farrel nggak telpon, aku yang telpon kok," tutur Sarah malu.
"Dih, sekarang siapa yang bucin coba. Ternyata benar ya, orang akan bucin pada waktunya," ucap Airin sedikit tertawa.
Setelah saling mengejek, mereka berdua kembali melanjutkan untuk makan. Namun ada dua orang yang datang dan berdiri di dekat meja mereka.
"Hai, Sar," sapa seseorang bernama Irvan, dia merupakan mahasiswa akuntansi yang sekarang sudah semester tujuh. Dia merupakan presiden mahasiswa setelah Pandu. Dan bersama Irvan sekarang adalah wakil Presma bernama Haris dari jurusan Hubungan internasional.
"Hai, kak," sapa Sarah balik. Seperti keinginannya dari dulu, sekarang Sarah sudah berada di kepengurusan BEM Universitas sebagai sekretaris umum pengganti Alista, tugasnya mengelola permintaan surat, mengurus database, mengelola ruangan BEM dan perpustakaan, namun juga dibantu oleh wakil sekretaris per dapartemen.
Airin tersenyum ketika matanya sempat bertemu dengan Irvan dan Haris, dan dibalas juga oleh mereka. Baik Irvan maupun Haris, sudah tahu kalau yang lagi bersama Sarah sekarang adalah ceweknya Bang Pandu.
"Mau makan juga kak? Gabung aja sama kita," ajak Sarah.
"Nggak usah Sar, kita cuma beli minum aja di sini. Kebetulan juga lihat kamu, jadi sekalian aja," ungkap Haris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)
Teen FictionPerjalanan hubungan yang juga belum usai. Waktu demi waktu, tingkatan demi tingkatan, masalah demi masalah sudah usai mereka lalui. Namun bagi Airin, Pandu tetaplah Pandu, lelaki manis yang selalu memperlakukannya dengan begitu spesial. "Kak, kenapa...