Penghinaan

4.3K 532 126
                                    

Hai semuanya, Hai Pandu update lagi. Boleh ya, ramaikan cerita ini, dan semangat dong vote sama komennya. Biar aku juga semangat updatenya.

Selamat membaca

***

"Kalau perasaannya aja sudah nggak setara, lalu apa lagi yang mau diperjuangin?"

Entah sudah berapa kali Alista mencoba menjelaskan hal ini kepada Vino untuk tidak menemuinya saat ia masih di rumah sakit. "Mau kamu sebenarnya apa sih, Vin?" tanya Alista dengan tatapan yang benar-benar kesal dengan tingkahnya Vino yang tidak pernah bisa paham dengan apa yang ia bicarakan.

Vino meraih tangannya Alista dan tetap menatap Alista dengan hangat, walaupun Alista tidak pernah memberikan tatapan yang sama seperti yang ia berikan. "Aku cuma kangen sama kamu Ta. Aku sudah kirim pesan sama kamu, tapi kamu nggak pernah membaca pesan dari aku. Bahkan telpon aku aja sudah nggak kamu angkat sama sekali. Sejak dari rumahnya Pandu, kamu lebih cuek dari yang sebelumnya Ta. Maafin aku kalau aku ada salah sama kamu. Tapi kita masih bisa membicarakannya baik-baik. Kalau masalah mamak mu, aku bisa membujuk beliau untuk memberikan izin sama hubungan kita, Ta. Aku bakalan berjuang buat kamu."

Alista melepaskan tangannya Vino dan ingin menjelaskannya sekali lagi kepada Vino. "Berjuang buat aku kata kamu Vin? Kamu aja nggak berjuang sama skripsi kamu. Kamu itu nggak dewasa sama sekali. Buktinya sekarang, hanya karena aku nggak baca pesan kamu, terus kamu datang ke rumah sakit, sedangkan aku lagi koas. Kamu mikir nggak sih? Kalau aku bisa saja nanti dimarahi karena kamu datang ke sini. Aku tuh koas Vin! Aku nggak punya waktu untuk selalu cek ponsel aku, apakah ada orang yang mengirimkan pesan atau ada orang yang menelponku. Pantas aja, skripsi kamu stuck di sana aja Vin. Karena kamu masih sibuk mikirin hal yang nggak penting."

"Bentar lagi bahkan aku selesai koas, sedangkan kamu?" entahlah, Alista sampai capek mengatakan hal ini kepada Vino. "Lihat Pandu, dia sudah mau tunangan, dan dia juga sudah mau selesai koas sama kayak aku. Kalau kamu kayak gini aja, gimana aku mau serius sama kamu?"

"Ta, masalahnya itu bukan di aku, tapi dospemku ya sulit ditemui. Aku selalu berusaha ingin menyelesaikan skripsi aku, tapi keadaannya benar-benar bukan diaku masalahnya." Padahal yang Vino butuhkan sekarang adalah support sistem dari Alista. Ia Pun sampai stress memikirkan hal ini. Kadang, Vino juga ingin didengarkan dan ingin juga Alista mau mendengarkannya sesekali.

"Kalau masalahnya di kamu itu, nggak usah kamu alihkan ke dospem kamu Vin. Kamu pikir, aku dulu skripsinya lancar? Juga banyak masalah yang aku hadapin, Tapi aku gigih, dan ingin cepat lulus," ucap Alista.

Selama mereka bertengkar, selama itu pula Vina di dalam mobil mendengar setiap kalimat hinaan yang diberikan Alista kepada Vino. Vina memang sering bertengkar dengan Vino, tapi kalau saudaranya yang hina sama orang lain, Vina benar-benar tidak terima. Sejak tadi ia menahan diri untuk tidak ke luar, karena ingin tahu sejauh mana mulut Alista lancang sama Vino. "Oh jadi kayak gini lo diperlakukan sama dia, Vin?" Vina rasa ia sudah cukup mendengar apa yang ingin ia dengar. "Anjing lo, bisa-bisanya lo direndahin kayak gitu sama dia?" Vina sampai menunjuk Alista dengan tajam.

"Lo dengar pembicaraan gue sama Alista sejak kapan?" sial,Vina tidak sadar kalau di dekatnya ada mobilnya Vina.

"Iya, kenapa memangnya? Masih mau lo belain dia? Cewek yang nggak pernah anggap lo sama sekali sebagai pacarnya. Memang dia siapa ha?" bodo amat jika ia mengundang sorotan banyak orang, yang jelas ia akan lebih menghina orang yang sudah menghina kembarannya seperti nggak ada harga dirinya sama sekali.

Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang