Hai semuanya, hari ini Hai Pandu update lagi ya, jangan lupa ramaikan setiap paragraf ya, biar makin semangat nulisnya.
Selamat membaca
***
Setelah mengantarkan Airin pulang, Pandu langsung ke rumah karena besok harus masuk rumah sakit lagi. Pandu menghela napas, ternyata mewujudkan mimpi jadi seorang dokter memang nggak mudah, bohong kalau ia tidak merasakan lelah dan juga ngeluh, tapi kembali lagi, kalau seandainya apa yang ia keluhkan itu tidak membuat masa depannya lebih baik, ia hanya akan memikirkan masalah itu cuma lima menit.
Tapi untung saja, ia memiliki pasangan yang bisa ngertiin dia, tidak banyak menuntut, cewek sederhana dan senyumannya selalu membuat rasa letih tadi menjadi tidak berarti.
Pandu memejamkan matanya sejenak, namun suara ketukan membuat Pandu membuka mata lagi.
"Pandu, kamu udah tidur?"
Mendengar itu dari suara bundanya, Pandu lantas langsung berdiri membukakan pintu. "Belum bunda, tadi masih rebahan aja."
"Bunda bawain susu buat kamu nih, susu murni." Aisyah memberikan segelas susu itu ke Pandu.
"Makasih bunda."
"Kamu mau istirahat ya?"
Tanpa ditanya lagi, Pandu sudah paham kalau bundanya mau mengatakan sesuatu. "Ada yang mau bunda bicarakan sama Pandu?"
Aisya tersenyum malu. "Ah, kenapa sih putra bunda tu ngerti banget apa yang dimau bundanya."
Pandu tersenyum menggeleng kepala, mana bisa ia mengatakan capek kalau bunda ingin bicara kepadanya, bahkan sedang kerjakan tugas saja, Pandu mau meninggalkan tugas itu demi bundanya.
"Ya udah, bunda masuk ke kamar Pandu saja," ucap Pandu membawa bundanya.
Akhirnya mereka sama-sama duduk di balkon kamar Pandu yang memang tersedia dia kursi dan juga satu meja.
"Ayah belum pulang ya bun?" tanya Pandu.
"Sudah, tadi langsung tidur, kayaknya kecapean banget."
"Bunda mau bicarain apa sama Pandu?" tanya Pandu.
Aisyah mencoba berpikir sejenak sebelum berbicara. "Kalau bunda berhenti jadi dokter, menurut kamu gimana?"
Sepertinya pembicaraan ini cukup serius, Pandu sedikit terdiam, kenapa tiba-tiba bundanya mau berhenti dari pekerjaan yang dia sukai?
"Bunda ada masalah?" tanya Pandu baik-baik.
"Nggak ada, hanya saja bunda kepikiran kamu sama ayah."
"Tapi Pandu kan juga udah besar bunda."
Aisyah tersenyum memegang tangan putranya. "Tapi bunda mau jadi ibu dan istri seutuhnya buat kalian. Bunda rasa, dua puluh tahun jadi dokter itu sudah cukup untuk karir bunda, sekarang bunda mau fokus untuk suami dan putra bunda. Kasihan kamu sama ayah, kadang ayah yang pulang duluan, bunda yang pulangnya sampai pagi, kamu pulang kadang nggak ada sarapan, ya walaupun masih ada bibik, tapi kan bunda juga mau kasih perhatian penuh buat suami dan putra bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)
Teen FictionPerjalanan hubungan yang juga belum usai. Waktu demi waktu, tingkatan demi tingkatan, masalah demi masalah sudah usai mereka lalui. Namun bagi Airin, Pandu tetaplah Pandu, lelaki manis yang selalu memperlakukannya dengan begitu spesial. "Kak, kenapa...