Di Bawah Senja

13.9K 2K 593
                                    

Hai semuanya, Hai Pandu update lagi. Mau kasih spoiler sebelum kalian baca part ini, diharapkan kalian menyiapkan jantungnya masing-masing, karena akan mengandung getaran yang luar biasa.

🍂Selamat membaca🍂

Ketika turun dari Histeria, tubuh Laras langsung melemas, untung Segera ditahan Astra. Hanya Laras yang udah seperti orang kritis, wajahnya sangat pucat.

"Masih mau coba tornado nggak?" tawar Astra tertawa mengejek.

Laras masih mengontrol napasnya. "Lo mau gue cepat mampus ya?"

"Ya, siapa tau lo penasaran kan? Kalau lo yes, kita semua juga yes."

"Gue nggak yes!" tolak Laras keras, yang benar aja naik wahana melempar orang, kemudian dibolak balik kayak bikin adonan. Ini aja yang naik turun aja udah bikin ia serangan jantung.

"Kamu masih kuat kan?" tanya Vino kepada Alista.

"Hmm, masih." Alista melihat jam tangannya. "Seharusnya kamu bikin skripsi Vin, ini berapa jam kita di luarnya."

"Nggak apa-apa, kan ini demi buat kamu senang." Vino tersenyum menghelus puncak kepala Alista, namun dengan cepat Alista menghindar.

"Apa sih Vin," ucap Alista sinis.

Vino hanya bisa tersenyum lagi dan memandang tangannya yang diabaikan, melihat itu Airin merasa kasihan kepada Vino.

"Kak, aku mau ke SeaWorld deh," tutur Airin, niatnya supaya Alista dan Vino bisa mempunyai waktu yang banyak untuk berdua.

Pandu menghelus puncak kepala Airin lembut, dan itu di lihat Vino. Dia iri melihat keromantisan hubungan Pandu dan Airin, mereka selalu bisa menciptakan perasaan baru walaupun hubungan mereka sudah hampir menyentuh lima tahun.

"Kamu nggak capek emang?"

Airin tersenyum dan menggeleng. "Nggak kok kak, Airin masih kuat."

"Lihat tu Airin, masa lo kalah sih sama Airin." Astra masih saja mengejek Laras.

"Ya kalau ke SeaWorld gue nggak apa-apa."

"Oke, kalau begitu kita ke SeaWorld," tutur Pandu yang kemudian meraih tangan Airin, begitu juga dengan Vino yang juga ingin memegang tangan Alista, namun Alista sudah terlebih dulu berjalan.

Setelah membayar tiket mereka menyusuri setiap akuarium besar dan juga menengah. Airin merasa ngeri ketika melihat segerombolan ikan piranha. Kata orang, mereka akan memakan daging apapun yang ada di dekat mereka.

"Airin, kamu mau lihat tangan kakak masuk ke dalam akuarium ini nggak?" Akuarium yang dimaksud Pandu adalah akuarium yang berisi ikan Piranha.

Mata Airin membulat dan refleks menyubit Pandu. "Ih sembarangan banget ngomongnya, kalau nanti tangan kakak dimakan ikan Piranha gimana? Terus nanti tinggal tulangnya aja, kan ngeri."

"Sakit banget sih cubitan ibu piranha." Pandu sok meringis, padahal cubitan Airin nggak kerasa sama sekali.

"Enak aja, kalau begitu kakak, bapaknya Piranha dong."

"Anak kita berarti seekor piranha."

Lagi-lagi tanpa persiapan, Airin kembali mencubit pinggang Pandu. "Ngomongnya jangan sembarang ih, masa anak kita piranha."

"Calonnya Pandu udah suka nyubit ya sekarang."

"Udah ah, malu kak, di sini banyak orang."

"Kita ke dalam sana yuk," ajak Laras dan mereka mengikuti saja.

Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang