Part 35

803 97 7
                                    

Sudah seminggu Kyra masih berada di kediaman Abagnale, tak ada yang aneh semua pelayan di rumah mewah ini memperlakukan Kyra dengan baik namun semenjak tinggal disini ia tak lagi melihat John yang mengaku kakeknya bahkan Bian pun tak acuh jika Kyra menanyakan keberadaan John.

"Kita mau pergi kemana Bi?" Tanya Kyra matanya mengamati jalanan.

"Nanti juga tahu, bentar lagi kita sampai." Ucapnya dan Bian menghentikan mobilnya di sebuah taman milik keluarga Abagnale.

Bian menggandeng tangan Kyra menuju tempat peristirahatan Liam serta kedua orangtuanya.

Pria itu menatap Kyra yang nampak kebingungan.

"Siapa?" Tanyanya.

"Ayahmu dan itu kedua orang tua ku." Ucapnya singkat Bian menunjuk makam samping makam Liam.

Kyra menatap lamat-lamat foto Liam lalu matanya mengarah ke foto sebelahnya yang terpajang, sekilas bayangan masa kecilnya tiba-tiba menerobos masuk ke dalam otak seperti ada beton yang menghantam kepalanya begitu keras. Sakit, itu yang Kyra rasakan.

Kyra melangkah mundur dengan sempoyongan, tangannya memegang kepala yang teramat sakit.

"Ada apa?" Tanya Bian nampak khawatir.

Kyra menggeleng namun ia masih memejamkan matanya berusaha mengingat orang yang berada dibingkai foto itu.

"Are you oke?" Tanyanya lagi.

Kyra kembali menggeleng, namun bayangan yang mengabur serta suara-suara kendaraan yang berdecit dan nampak ricuh itu memenuhi kepalanya membuat Kyra semakin kesakitan, napas Kyra sudah tak beraturan tangannya pun bergetar.

Bian menghampiri Kyra yang mengerang kesakitan, kini tangannya menjambak rambutnya sendiri untuk meredakan rasa sakit yang kini menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Hei, tenangkan dirimu, buka matamu Ky, tatap aku,," Kyra menggeleng masih memejamkan matanya rapat.

"Kyra, tolong hentikan, kamu menyakiti dirimu sendiri." Teriaknya.

Bian menarik tangan Kyra lalu mendekapnya erat meski Kyra berontak.

"Sadarlah Ky, jangan seperti ini kamu membuatku takut, sungguh aku tak mengerti,,,,"

"Katakan sesuatu, tolong katakan apa yang kamu rasakan Ky." Pintanya.

"Sa___sakit Bi, ini sangat sakit, tolong."
Gumamnya dengan desisan.

Bian melepaskan dekapannya lalu menggoyang-goyangkan tubuh Kyra.
"Buka matamu Ky, tatap aku."

Perlahan-lahan Kyra membuka matanya, napasnya masih memburu dadanya terasa sesak.

"A____aku,, a___" Kyra pun ambruk tak sadarkan diri di pelukan Bian.

Tujuan Bian mengajak Kyra ke makam Liam dan kedua orang tuanya hanya ingin menceritakan sesuatu yang selalu mengganjal di hatinya namun sepertinya waktunya tak tepat untuk mengungkapkan kisah kelam keluarga Abagnale.

Bian membawa Kyra ke rumah sakit setelah pemeriksaan dokter menjelaskan kondisi dan penyebab Kyra seperti itu, Bian pun baru mengetahui jika Kyra mengalami trauma serta sebagian ingatan kelamnya hilang.

Pria itu duduk di samping Kyra lalu mengelus tangannya dengan lembut, Bian memandang wajah Kyra dengan mata nanar, ia tak menyangka jika kecelakaan itu membuat Kyra menderita, Bian kira semuanya baik-baik saja seperti yang selalu di perlihatkan Kyra namun nyatanya kecelakaan itu membekas tanpa Kyra sadari.

Bian kira hanya dirinya yang di rugikan atas kejadian naas itu, kehilangan kedua orang tua sekaligus disaat dirinya masih membutuhkan kasih sayang.

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang