Part 44

699 50 14
                                    

"Kalau aku melakukannya apa kamu mau melepaskan aku?" Tanya Kyra dan Agam pun mengangguk yakin.

"Selamanya." Sambung Kyra.

*

Ucapan Kyra sontak membuat Agam menatap tajam lalu beranjak dan memakai pakaiannya kembali.

"Cepat rapikan dandananmu aku akan antar kamu pulang." Ujarnya dengan penuh kekesalan. Ya ucapan Kyra bagaikan ancaman baginya.

Kyra tersenyum kemenangan lalu merapikan penampilannya namun gaunnya tidak bisa di katakan baik-baik saja. Wanita itu pun mendengus lalu berjalan ke arah pintu.

"Antar aku ke butik saja." Ucapnya setelah masuk ke dalam mobil.

"Kenapa?"

Kyra kembali mendengus kesal.
"Kamu tidak lihat kalau gaun ini tidak layak untuk ku pakai." Yang benar saja Kyra pulang dengan gaun sobek di mana-mana ini membuat masalah baru jika Bian tahu.

Agam hanya mengangguk lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang walaupun jalanan sudah sepi.

"Aku ingin kamu bersabar dan jangan pernah meminta bercerai karena aku tak akan mengabulkannya." Ya Agam sudah memikirkan ini, ia akan menghadapi keluarganya dan melindungi anak serta istrinya.

Kyra melirik Agam sebentar lalu kembali menatap jalanan.
"Kenapa? Kenapa kamu tidak melepaskan aku saja dan menikahi tunanganmu?"

"Aku tidak mencintainya dan aku punya alasan kenapa aku mau melanjutkan pertunangan itu."

"Apa?" Kyra kembali menatap Agam dengan pandangan meminta penjelasan.

"Apa kamu mau bekerja sama denganku?" Tawar Agam.

"Apa untungnya buatku?"

Agam terkekeh lalu melirik Kyra sebentar dan kembali fokus mengemudi.

"Untungnya yaitu kamu mendapatkan aku seutuhnya." Jawab Agam dengan terkekeh.

Kyra kembali mendengus, buat apa ia menanggapi celotehan Agam yang tak berfaedah buatnya.

Agam menghentikan mobilnya di depan butik milik Kyra.
"Sudah sampai."

Kyra keluar dan di susul Agam di belakang.
Kyra mengganti gaun tadi dengan Jeans sobek di lutut serta Hoodie rambutnya ia kuncir kuda. Kyra mengikat sepatunya dan keluar menemui Agam.

Agam menatap Kyra dari atas sampai bawah lalu menggeleng-gelengkan kepala ternyata istrinya tak berubah masih tetap Kyra yang dulu.

"Aku kira kamu berubah menjadi wanita anggun tapi ternyata dugaanku salah." Ucap Agam masih memperhatikan Kyra.

Kyra terkekeh lalu membalas tatapan Agam.
"Kalau aku pakai dress lagi aku takut gak bisa pulang dengan selamat."

Jawaban Kyra sukses membuat Agam tertawa dan baru kali ini Kyra melihat Agam tertawa lepas seperti itu. Sungguh sesempurna inikah pahatan Tuhan sampai Kyra terlena akan ketampanan pria iblis di hadapannya ini.

"Ehemm,," Kyra berdeham menormalkan degupan jantungnya. Sejak kapan ia menjadi canggung seperti ini bukankah ia sangat membenci pria di hadapannya ini.

"Ayo pergi." Kyra berjalan lebih dahulu dan Agam pun hanya mengikutinya di belakang.

Di perjalanan tak ada yang membuka suara atau sekedar basa basi mengisi kekosongan, jalanan sudah lengang karena hari sudah semakin larut sampai mobil pun berhenti tepat di depan apartemen Kyra.

Agam mengulurkan kotak cincin ke arah Kyra.
"Apa?" Tanya Kyra, wanita itu tak bergeming matanya menatap Agam dengan tatapan bingung.

Agam berdecak lalu membuka kotak cincin itu dan mengeluarkannya.
"Mana jarimu." Pintanya namun Kyra enggan untuk menuruti permintaan Agam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang