Part 4

1.4K 124 9
                                    

"Kembalilah kepada ku Ky, aku mohon.." Gibran bersimpuh di hadapan Kyra. Merendahkan harga dirinya yang selalu ia junjung tinggi-tinggi tapi saat ini ia rela bersimpuh bahkan memohon pada gadis di hadapannya ini.

Kyra mendengus lalu menyingkirkan tangan Gibran yang menggenggam tangannya.

Dulu Kyra sangat menyukai tempat ini yang sunyi hanya ada suara deburan ombak dan sorakan angin yang mengalun lembut namun sekarang tempat ini menyeramkan meski senja menampakan keindahannya tapi tetap saja membuat hati Kyra tak tenang apa lagi dengan posisi seperti ini.

"Berhentilah, saya muak sungguh." Lalu Kyra berdiri melangkahkan kakinya mengabaikan Gibran.

Gibran mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras mendengar penolakan dari Kyra. Tanpa berpikir panjang Gibran memeluk Kyra dari belakang tangannya masuk ke dalam kaos Kyra mencari sesuatu disana. Gibran mengecupi leher Kyra dan memberi tanda disana.

"Brengsek apa yang kamu lakukan." Kyra meronta lalu dengan sekuat tenaga Kyra menendang tulang kering Gibran sampai terjatuh. Kyra melihatnya sebentar lalu berlari meninggalkan Gibran yang sedang mengaduh kesakitan.

"Kurang ajar kamu Kyra, awas saja aku gak akan melepasmu." Gibran menyeringai menyeramkan matanya menyorot ke arah Kyra yang semakin menjauh dari pandangannya.

Kyra menyetop taksi lalu pergi ke rumah Agis, ia harus memastikan jika gadis itu baik-baik saja. Meski hatinya sendiri tak baik-baik saja mengingat perlakuan kurang ajar mantan kekasihnya.

Sesampainya di rumah Agis, Kyra di sambut ramah oleh ibunya dengan basa basi sebentar Kyra pun di suruh langsung masuk ke kamar Agis dan lihatlah meski berantakan Agis masih terlihat cantik Kyra iri dengannya, hidupnya tak ada cela sedikitpun dengan wajah cantik dan mempunyai keluarga lengkap yang kaya raya.

Andai saja dirinya ada di posisi Agis, Kyra tak akan susah payah bekerja paruh waktu untuk menghidupi dirinya sendiri dan hidup susah dalam hal percintaan maupun pekerjaan seperti sekarang ini.

"Hy apa kamu baik-baik saja?"

Agis hanya mengangguk malas melihat Kyra masuk ke kamarnya, amarahnya tiba-tiba saja muncul di benaknya tapi Agis tutupi dengan senyuman palsu yang selalu ia tunjukan untuk Kyra.

"Aku baik-baik saja, sini duduk temani aku nonton film."

Kyra pun menghampiri Agis lalu ikut duduk memperhatikan televisi besar di hadapannya ini.

Sudah beberapa menit tak ada obrolan di antara mereka hanya ada suara dari dalam televisi itu.

"Hmm,, bentar yah aku mau buatin minuman dulu." Ucapnya yang hanya di angguki Kyra.

Agis menggeram melihat ke arah leher Kyra yang terdapat beberapa kissmark yang sangat jelas di matanya. Kemudian Agis keluar menuju ke dapur dengan hati dongkol.

"Brengsek, apa belum cukup aku memberikan yang aku punya." Gumamnya.

*

Braaaakkkk......

Suara dentuman pintu menggema mengagetkan dua orang yang sedang asik di dalam mimpinya.

"Apa yang kalian lakukan?" Teriakan itu mengejutkan dua insan yang masih belum sadar akan keadaannya sekarang.

"Mamah kenapa pagi-pagi sudah heboh sih." Suara bariton itu lagi-lagi mengejutkan seorang gadis yang kini masih mengumpulkan nyawanya.

Dan beberapa menit setelah kebingungannya gadis itu melirik seseorang yang mempunyai suara bariton itu di sampingnya sontak gadis itu menjerit tak percaya.

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang