Setelah mendapat telpon dari John, Bian kembali ke ruangan Nathalia tanpa mengetuk terlebih dahulu ia membuka pintu lalu masuk begitu saja membuat Nathalia terlonjak dari duduknya. Wanita itu nampak sedang serius berbicara di telepon.
"Kyra dimana?" Tanya Bian melihat sekeliling mencari sosok wanita yang di carinya.
Dan Nathalia pun baru menyadari karena sudah hampir setengah jam berlalu Kyra belum nampak batang hidungnya.
"Kemana dia?" Tanyanya lagi kali ini suara Bian mulai meninggi.
"Tadi dia ijin ke toilet tapi sampai sekarang belum juga kembali." Ucapnya terlihat sangat jelas wajah ketakutan Nathalia.
"Shittttt,,,,,,," Bian menggeram lalu menatap Nathalia dengan tajam sebelum keluar ruangan.
Bian berlari sampai di jalan dan ia melirik kanan kiri.
"Sial,," Ia kembali mengumpat sebelum menelpon anak buahnya untuk membantu mencari Kyra.Pria itu melajukan mobilnya dengan perasaan campur aduk, Bian menajamkan matanya saat matanya melihat sosok yang di carinya berdiri di halte dan terlihat ada mobil yang di kenalnya berhenti tepat di hadapan Kyra.
"Ah sial bagaimana kalau Kyra menceritakan keadaannya." Bian pun mengikuti mobil di depannya. Ia tak tahu Kyra akan di bawa kemana.
*
Hidup Kyra bagai binatang buruan entah sampai kapan ia akan terbebas dari jeratan yang seakan-akan banyak mata yang mengintai nyawanya.Kyra tak bisa menolak ajakan John saat ia tak tahu harus pergi kemana dan disinilah Kyra di tempat asing hanya ada pondok kecil di antara pepohonan besar.
John mengajak Kyra masuk ke dalam, dengan berat hati Kyra mengikuti pria tua itu namun dengan mata yang terus mengawasi gerak-gerik John.
"Jujur saja aku membenci wanita hamil." Ucap John yang baru membuka suara setelah beberapa jam perjalanan tadi. Mata John hanya menatap ke lemari kaca yang terdapat bingkai foto seorang wanita cantik yang lumayan besar terpajang serta beberapa foto yang hampir memenuhi lemari kaca.
Deg....
Seketika tubuh Kyra membeku kini jari jemarinya saling bertautan entah apa yang terjadi setelah ini. Kenapa Tuhan begitu tega mempermainkan hidupnya, ia pergi dari Agam agar terbebas dari siksaan pria itu namun pada akhirnya Bian pun membawanya pada iblis tua demi kepentingannya sendiri.
Kyra tertawa dalam hati menertawakan kemalangannya, apa ia harus pasrah menyerahkan nyawanya pada seorang manusia? Oh jelas tidak, ia tak bisa pasrah begitu saja karena masih banyak cara untuk hidup.
"Lihatlah baik-baik wanita itu." Ucapnya lagi dan kali ini Kyra menatap John dengan pandangan bertanya namun pandangan pria tua itu masih fokus kedepan.
"Apa kamu tidak sadar jika dia mirip dengan mu?" Tanyanya kali ini sukses membuat jantung Kyra berdetak kencang.
Kyra melangkahkan kakinya meski ada rasa takut mengiringinya, ia melihat dengan seksama foto-foto yang terpajang hampir memenuhi lemari kaca besar itu.
Perlahan-lahan Kyra mengulurkan tangannya menyentuh lemari kaca dan saat itu juga ia merasakan seperti ada sengatan listrik yang menghantam hatinya.
Benar yang John bilang, wanita cantik yang ada di foto itu memang mirip dengannya. Jantung Kyra berdebar tak karuan menatap foto wanita cantik yang sedang tersenyum itu Kyra seperti melihat dirinya sendiri.
"Dia Kirana Maheswari ibumu, dan di bawah pondok inilah aku mengubur ibumu." Ucapnya tanpa rasa bersalah.
Kyra menoleh ke arah John dan di tatapnya pria tua yang kini sedang memperlihatkan senyuman devil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Masa Lalu
RomanceBagaimana perasaanmu mengetahui jika selama ini sahabatmu menusukmu dari belakang dan menjebakmu untuk kepentingan sendiri. (Tidak untuk di konsumsi anak-anak.... Inget ye,, sy ingetkan sekali lagi yang di bawah umur jgn coba-coba baca cerita sy)