Part 42

678 88 24
                                    

Setelah pertemuan yang tak ia sangka siang tadi membuat hatinya kembali gundah rasa takut kini begitu mengusiknya.

Kyra kembali menghembuskan napas beratnya sebelum membuka pintu apartemen yang sudah di tempatinya 4 tahun yang lalu.

Saat pintu terbuka ia melihat putrinya yang sedang tiduran di sofa matanya fokus ke arah TV yang sedang menampilkan dua bocah botak.

"Hai princess sedang apa hmm,,,?"

Gadis kecil itu menoleh ke asal suara lalu kembali lagi menatap TV membuat Kyra mengerutkan kening melihat putrinya, baru kali ini putrinya mengabaikannya bahkan terang-terangan menatapnya dengan sinis.

Kyra mendekat lalu mengecup kening putrinya masih dengan senyuman mengembang.
"Kenapa nyuekin mommy? Mommy punya salah? Kalau iya maaf yah?" Ucapan Kyra berhasil mengalihkan fokus putrinya.

Bocah kecil itu duduk menghadap Kyra layaknya orang dewasa dengan tangan bersedekap di dadanya kini memasang wajah serius.

"Ayya ingin mommy jawab dengan jujur oke." Pintanya membuat Kyra mau tak mau mengangguk dengan wajah cemas.

"Memangnya mau tanya apa hmm,, serius banget sih." Ucap Kyra sedikit menggoda.

Gadis itu mengacungkan jari telunjuknya kebibir Kyra.
"Ssssttttt,,,"

"Tadi siang bukannya Daddy pulang mom? Kenapa Daddy bersama wanita lain? Apa Daddy lupa kalau masih ada kita? Kenapa Daddy tidak menemui kita terlebih dahulu?" Tanyanya dengan mata berkaca-kaca membuat hati Kyra kembali sakit melihat putrinya mengharapkan pria yang sudah menyakitinya.

Apa keputusan Kyra salah mengenalkan Agam kepada putrinya, dulu ia terlalu takut dengan perkataan orang-orang yang akan menganggap anaknya anak haram karena tidak memiliki ayah meski itu hanya pikirannya saja jadi Kyra memberitahu putrinya jika ia memiliki seorang ayah dan memperlihatkan fotonya yang jelas Kyra dapatkan dari internet karena wajah Agam ada dimana-mana.

Kyra kira tak akan bertemu dengan pria itu lagi nyatanya baru beberapa tahun saja takdir mempertemukan kembali dengan situasi yang berhasil menambah lukanya kembali.

Kyra merengkuh tubuh anaknya, ini juga bukan kemauannya andai ia menyembunyikan tentang Agam pasti putrinya tak akan terluka seperti sekarang.

"Maaf,,, maafin mommy sayang."

"Why mom? why mommy apologize to me?"

Kyra mengecup pipi putrinya, ia tak tahu harus menjelaskan apa usia putrinya terlalu kecil untuk mendengarkan masalah orangtuanya.

"Mommy akan jelaskan nanti oke!!"

Gadis kecil itu mendengus lalu kembali menatap TV dengan wajah cemberutnya.

"Ngomong-ngomong papah kemana?" Tanya kyra melihat sekeliling apartemen.

"Pergi, katanya ada urusan di kantor." Ucap Ayyara dengan malas. Kyra hanya mengangguk mengerti.

"Mommy mau masak dulu." Bisiknya lalu Kyra berjalan ke dapur untuk memasak makanan kesukaan putrinya.

Sedangkan di tempat lain Agam sedari tadi hanya mondar mandir menunggu telpon dari Rico.

Ah sial ia sudah tak sabar jika harus berdiam diri tanpa kepastian.
Akhirnya Agam melangkahkan kakinya keluar dan saat itu juga handphonenya bergetar dengan cepat Agam menjawab panggilan yang di tunggunya tadi tanpa mengulur waktu pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tingtong.

Suara bel pintu mengalihkan ibu dan anak itu.
"Itu pasti papah." Ucap Ayyara dengan cengiran lebar.

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang