Part 22

1.1K 148 25
                                    

Dalam perjalanan pulang Agam tak sengaja melihat orang jualan buah di pinggir jalan Agam pun menghentikan mobilnya entah kenapa tiba-tiba saja ia ingin memakan yang asam-asam.

"Tunggu disini." Katanya seraya membuka pintu mobil. Kyra hanya memperhatikan Agam dari dalam mobil dan sontak matanya terbelalak melihat apa yang Agam beli.

Kyra menggelengkan kepalanya kuat-kuat tangannya memeluk perut ratanya, isi otaknya seketika menjadi buruk tentang Agam.

Agam masuk mobil dan melemparkan senyuman manis pada Kyra. Kyra hanya membalas dengan tatapan horror.

"Bapak ini manusia atau bukan sih?" Tanya Kyra dengan sedikit emosi membuat Agam bingung menatap istrinya.

"Maksudnya?" Tanya Agam yang tak mengerti dengan pertanyaan Kyra.

"Bapak beli nanas berniat buat gugurin bayi saya?" Tanya Kyra dengan mata memerah menatap tajam Agam.

Agam langsung mengerti dengan maksud Kyra ternyata wanita ini berpikir buruk tentangnya seketika Agam menyentil kening Kyra cukup keras membuat Kyra mengaduh kesakitan.

"Awwhh sakit pak." Adunya.

"Otakmu itu harus di cuci biar gak keruh."

"Itu bapak beli nanas buat apa?"

"Ya buat di makan lah emang buat apa lagi."

"Itu untuk saya kan?"

"Ckk,, pede amat." Ucapnya membuat Kyra bernafas lega. Setelah perdebatan itu Agam melajukan mobilnya.

Agam melirik tangan Kyra yang sedari tadi mengelus-elus perut ratanya.

"Kamu laper?" Tanya Agam. Kyra mendongak lalu menggeleng.

"Terus kenapa perutnya di elus-elus gitu?" Tanyanya lagi.

"Lagi ngobrol sama dedeknya."

"Ckk,, emang bisa gitu?" Tanyanya tak percaya, Kyra mengangguk dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Bisa lah kan saya yang punya perut dan juga yang merasakan." Ucapnya dengan bangga.

"Ckk,,," Agam berdecak tatapannya kembali lurus kejalanan.

"Hmm,,, kamu beneran hanya tidur bersama saya kan? Kamu tidak melakukan itu dengan orang lain selain saya kan?" Agam dengan ragu-ragu bertanya pada Kyra, ia tahu ini sangat sensitif namun ia penasaran dengan jawaban Kyra.

Kyra menoleh ke arah Agam, hatinya kembali nyeri mendengar pertanyaan Agam yang tak mempercayai dirinya.

"Bisakah bapak tidak mempertanyakan itu." Kyra memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"Saya ingin dengar kejujuran mu, karena saya ingin memperbaiki pernikahan ini dan memulainya dari awal lagi."

"Ckk,, apa bapak sedang mabuk?" Tanya Kyra tak percaya dengan penuturan Agam.

"Jawab saja." Agam mulai gemas dengan Kyra yang tak juga menjawab.

"Saya jawab pun percuma jika bapak hanya menganggap saya jalang mungkin lebih rendah dari ja_______" Ucapan Kyra terpotong karena geraman Agam.

"Kyra please jangan bahas itu oke, saya hanya ingin jawaban kamu iya atau tidak?" Agam menghentikan mobilnya di depan rumah namun masih dengan pintu mobil yang terkunci. Ia ingin kejelasan dari Kyra agar dirinya tidak salah paham lagi. Pikirnya.

"Buka pintunya pak?" Pinta Kyra.

"Jawab dulu pertanyaan saya." Agam menatap Kyra.

"Bapak mau jawaban apa?"

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang