Part 43

634 59 16
                                    


Andai saja orang yang menorehkan luka adalah obat penawar dari segala rasa namun nyatanya tidak segampang itu.
Luka itu masih ada bahkan kehadirannya membuat luka itu semakin menganga lebar.
Andai hanya dirinya saja yang tersakiti ia akan memilih menjauh namun keadaannya berbeda ia tak bisa pergi dari masa lalu.

"Mau aku temani?" Tanyanya pada wanita yang kini sedang membenarkan rambutnya yang ia biarkan tergerai menutupi punggungnya yang sedikit terbuka. Kyra menggunakan dress hasil rancangannya sendiri begitu elegan dan terlihat pas di tubuhnya.

Kyra menggeleng lalu tersenyum pada Rey.
"Nitip ayya, aku gak akan lama." Kyra melirik ke arah putrinya yang sudah terlelap.

"Biar Bian yang mengantarmu." Ucapnya lagi.

Kyra segera menggelengkan kepala ia tak mau Bian tahu dan menambah masalah.

"Ya sudah biar aku yang mengantarmu." Rey nampak tak rela jika Kyra pergi seorang diri.

"Rey, please jangan berlebihan oke, aku akan segera pulang." Kyra berjalan keluar mengabaikan dengusan kasar Rey.

"Hati-hati kalau ada apa-apa segera hubungi aku atau Bian." Teriak Rey di ambang pintu, Kyra hanya mengangguk sebelum masuk ke dalam lift.

Tak terasa malam ini acara pertunangan Agam yang masih berstatus suaminya itu dan dengan berat hati Kyra menghadirinya, ia terpaksa karena calon tunangan Agam yang tak tahu masa lalu Kyra memaksanya untuk hadir di acara pertunangannya.

Ya Kyra akui dia wanita baik dan mudah bergaul buktinya Kyra tak bisa menolak permintaannya.

Semenjak malam dimana Agam datang ke apartemennya secara tiba-tiba Kyra tak lagi melihat batang hidung pria itu bak tertelan bumi Agam menghilang seperti keberadaan Kyra serta putrinya tak lagi ia cari. Bahkan putri kecilnya sempat sakit dan selalu menyebut nama Daddy nya namun Kyra hanya bisa diam tanpa bertindak apapun untuk mempertemukan kembali putrinya dengan Agam.

Kyra selalu mengingatkan hatinya untuk tidak terbuai dengan harapan palsu yang selalu Agam lontarkan.
Buktinya setelah pertemuannya dan Agam mengetahui ia mempunyai seorang putri pria itu tetap melanjutkan pertunangannya jadi sudah terbukti jika ia serta putrinya bukan siapa-siapa bagi Agam.

Tak terasa taksi yang ia tumpangi sudah berhenti di depan hotel mewah milik Meshach.

Setelah membayar Kyra berdiri menatap ke depan ia meyakinkan hatinya jika ia dengan Agam hanya sebatas ikatan status yang mungkin akan berakhir setelah acara ini.

Kyra kembali menghembuskan napas berat sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Ini pertama kalinya ia kembali melihat keluarga besar Meshach berkumpul dengan senyuman yang menghiasi bibir mereka.

"Sebahagia itu kah?" Tanya Kyra dalam hati.

Kyra sadar jika dirinya bukan siapa-siapa, menikah dengan Agam pun karena terpaksa yang hanya di hadiri beberapa orang saja sebagai saksi.

Wanita dengan penampilan anggun itu berdecak kesal saat otaknya kembali memutar kejadian yang seharusnya ia buang jauh-jauh dari pikirannya.

Mata Kyra menyusuri kemewahan pesta dan tatapannya berhenti saat melihat sosok wanita yang tega menjebaknya ya mantan sahabatnya dulu. Ada rasa sakit yang menyelinap di hatinya Kyra hanya bisa tersenyum miris di saat dirinya berjuang untuk bertahan hidup sedangkan keluarga Meshach bersuka cita dengan penuh kebahagiaan.

"Adilkah?" Lagi-lagi suara hati Kyra bergumam lirih.

Kaki jenjang Kyra yang tertutup gaun indah itu melangkah dan duduk di kursi paling belakang mengabaikan tatapan para pria yang memandangnya dengan mata tertarik.

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang