Part 21

1K 152 22
                                    

Kenapa hati ini berdebar sakit saat mendengar Agam bersikap lembut pada wanita lain. Kenapa hati ini tak rela jika Agam lebih peduli dengan wanita lain.

Kyra merenung menatap jendela tangannya membelai lembut perut ratanya.

"Sehat-sehat lah nak dan kuatkan aku menghadapi semua ini." Lirihnya pandangannya menerawang.

Agam masuk kamar dan ia mendengar gumaman Kyra. Agam termangu di tempat ada sedikit rasa mengusik pikirannya kemudian ia kembali melangkahkan kakinya menghampiri Kyra.

"Bersiaplah kita akan pergi." Suara Agam sontak mengagetkan Kyra.

Kyra mendongak dengan mata bertanya.
"Kemana? Bapak mau bawa saya kerumah orang tua bapak lagi? Saya tidak mau, bapak sendiri saja saya gak mau ikut." Ucapnya dengan membuang muka.

"Mau gak mau kamu harus ikut, saya tunggu 10menit kalau masih diam disini saya akan seret kamu dengan penampilan seperti ini." Setelah mengucapkan itu Agam melenggang pergi tanpa memperdulikan Kyra yang akan membuka kembali mulutnya.

"Huffttt..." Kyra membuang napasnya menatap kepergian Agam.

Kini Agam dan Kyra berada di mobil dalam perjalanan yang Kyra sendiri tak tahu mau di bawa kemana yang jelas ini bukan jalan arah rumah Meshach. Sedari tadi hanya ada keheningan, Kyra maupun Agam tak ada yang berniat membuka suara.

Setelah cukup lama perjalanan akhirnya Kyra tahu Agam membawanya kemana. Mata Kyra menatap Agam bingung seraya mengerutkan keningnya.

"Kenapa bapak bawa saya kesini?"

"Turun." Agam mengabaikan pertanyaan Kyra dan menyuruh istrinya turun, meski masih dengan tatapan bingung namun Kyra menuruti perkataan Agam.

Di depan sudah di sambut ramah dengan senyuman merekah ibu panti yang bernama Lastri.

"Ayo masuk." Ajaknya.

"Ibu gak nyangka loh nak Agam kesini bareng Ara."

"Ara gak pernah ngomong kalau sudah bertemu nak Agam." Ucapnya lagi.

Agam dan Kyra hanya tersenyum menanggapi pernyataan ibu panti.

"Ara bagaimana kabarmu?"

"Baik bu." Ucap Kyra dengan sopan.

"Apa kamu sudah mengingat semuanya nak?" Pertanyaan ibu panti yang di lontarkan untuk Kyra membuat Agam bingung.

Kyra menggeleng lemah sebagai jawaban. Biarlah seperti ini Kyra sudah nyaman dengan sebagian ingatan di masa lalunya.

"Lah ini kamu bareng nak Agam bukannya kamu mengingatnya?" Tanyanya lagi.

Kyra dan Agam saling bertatapan namun dengan pemikiran berbeda.

"Maaf Bu memangnya ada apa ya?" Tanya Agam penasaran.

Lastri menatap Agam dengan heran lalu kembali memandang Kyra yang hanya diam dengan wajah pucatnya.

"Ara bisa tinggalkan ibu dengan nak Agam sebentar." Pintanya. Kyra langsung mengangguk namun saat berdiri hampir saja Kyra terjatuh namun Agam dengan sigap menahan tubuh Kyra. Kyra memegang kepalanya yang terasa pening tubuhnya juga terasa tak bertenaga.

"Kamu sakit Ra?" Tanya Lastri.

"Nak Agam bawa Ara ke kamar dulu sepertinya Ara tidak baik-baik saja." Ucapnya lagi yang langsung di angguki Agam. Agam membopong tubuh lemah Kyra ke kamar.

"Ibu panggilin dokter dulu ya." Namun Kyra mencekal tangan Lastri kemudian menggeleng dengan senyuman di bibir pucatnya.

"Aku gak papa Bu cuma butuh istirahat saja."

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang