Part 5

1.3K 124 19
                                    

Flasback

"Sayang sudah baikkan?"

Agis mengangguk lemah lalu menatap papahnya dengan raut wajah andalannya.

"Pah aku butuh bantuan papah."

"Hmm apa?"

"Tolong bantu rencanaku kali ini saja."

Danu yang sangat sayang dengan putrinya pun akhirnya mengangguk mengiyakan.

Agis tersenyum senang lalu membisikan sesuatu pada papahnya sontak Danu melotot kemudian menatap putri kesayangannya dengan tak percaya.

"Ayolah pah, papah bisa mengusirnya dengan cara halus."

Danu terdiam sejenak untuk memikirkan usulan putrinya lalu mengangguk setuju.

"Oke papah setuju tapi jangan sampai ada orang yang tahu selain kita." Bisiknya yang langsung di sambut pelukan oleh Agis.

"Yeeeeey makasih pah." Agis memeluk Danu lalu mengambil air putih dan di tuangkannya obat tidur kedalam air minum untuk Kyra lalu di bawanya ke kamar beserta cemilan.

Dan apa yang di rencanakan Agis pun berjalan mulus dengan bantuan papahnya.

-----

Seminggu sudah Kyra bagaikan orang asing di rumah megah ini tak ada yang bertegur sapa dengannya kecuali mbok Asih mungkin karena kasihan padanya.

Kyra berangkat kampus menaiki angkutan umum, sekarang tak ada lagi Agis dalam hidupnya ya Kyra bisa berdiri sendiri tanpa sahabat sekalipun.

"Hy Bi,," Kyra merangkul pundak Bian yang sedang berjalan akan memasuki kelas.

"Kemana saja lo baru nongol?"

"Hmmm kerja." Jawab asal Kyra seraya tersenyum canggung lalu melepaskan pelukannya.

"Kerja di mana?" Tanya Bian heran karena setahunya Kyra hanya pengangguran aktif yang sok sibuk.

"Kafe, sudah ah ayo masuk." Kyra menggandeng lengan Bian. Bian hanya menatap tak percaya.

Dulu Kyra dengan semangat menunggu Agam mengajar di kelasnya tapi sekarang rasanya enggan untuk masuk pelajarannya.

Berkali-kali Kyra menguap tak menyimak sedikitpun penjelasan Agam di depan, perlahan-lahan mata Kyra terpejam saat itu pula Agam melempar penghapus tepat di jidat Kyra. Tanpa Kyra tahu jika Agam selalu curi pandang ke arah Kyra.

"Awwwshh,,," Kyra melihat sekitar yang sedang menertawakannya.

"Kalau ngantuk lebih baik kamu keluar." Suara menggema Agam berhasil membuat kantuk Kyra hilang dalam sekejap.

Kyra menatap sengit pada Agam lalu beranjak dari duduknya melenggang pergi dengan rasa kesal masa bodoh dengan tata krama.
Kyra kembali mengusap jidatnya yang benjol.

"Sial, tidak di rumah tidak di kampus demen amat nyiksa anak yatim."

Baru beberapa langkah pundak Kyra terasa berat oleh tangan kekar sontak Kyra menoleh ke arahnya dan tersenyum sinis siapa lagi jika bukan Bian.

'Ngapain lo?"

"Ngapain lagi, ya nemenin lo lah, gue gak mau sohib gue kesepian."

"Ciih bilang saja kalau lo juga males dengan pelajaran pak Agam iya kan?"

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang