74 hari kemudian
Rintihan suara Namjoon yang begitu menyayat hati. Jemarinya mulai bergerak sedikit, kelopak mata yang pelan-pelan terbuka. Langit-langit rumah sakit dengan cat putih. Yoora melirik ke samping, rumah sakit.
Dia menyadari bahwa itu adalah rumah sakit. Kepala sedikit pusing, mungkin karena efek koma selama dua bulan lebih. "Yoora...," suara itu.
Yoora melirik ke sekeliling, tak ada seorang pun.
"Èh...," rintih Yoora.
Kim Seokjin datang setelah menyadari Yoora telah sadar. Begitu pun dengan ibu, kakek dan adiknya. Keempat orang itu sudah ada di dekat Yoora yang masih terbaring lemah. Tapi Namjoon, di mana sosok itu?
Segera, Seokjin melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi Yoora.
"Syukurlah, dia akhirnya terbangun setelah dua bulan koma," ucap Seokjin tulus.
"Sayang..., kau baik-baik saja sekarang. Eomma ingin kau tinggal dengan Eomma setelah ini," ucap Aeri.
"Iya, aku akan menjaga Nuna," sambung Jungwon.
"Kakek juga tidak masalah jika tinggal di Seoul," ucap Anhyeop.
"Namjoon...," lirih Yoora dengan suara yang sulit terdengar, hanya bibir bergetar.
°~°~
Setelah penangkapan Jinyoung sebagai tersangka penculikan, pembunuhan dan kepemilikan senjata ilegal. Kedua detektif yang menangkap mendapat penghargaan, meskipun Jungkook dan Yoongi diskors karena menggunakan cara-cara ilegal dalam menangani kasus. Detektif Kang Haneul yang dipecat dari kepolisian karena menerima suap dari beberapa petinggi termasuk Yoon Juyeon.
"Sepertinya aku akan berhenti dari kepolisian. Orang tuaku memintaku untuk pulang dan memimpin perusahaan," ucap Jungkook.
Tim itu tengah bersantai di markas, pekerjaan yang begitu melelahkan. Mungkin setelah ini akan ada kasus yang lebih rumit lagu daripada ini.
"Kuharap kau tidak keluar dari tim," harap Yoongi.
"Benar. Jika tidak ada Detektif Jeon, mungkin kasus akan lebih sulit dipecahkan," keluh Eunbi.
Jungkook hanya terkekeh mendengar keluhan rekan-rekannya. Dia memang masih ingin berada di kepolisian, tapi dia juga merasa kasihan pada orang tuanya yang mengurus perusahaan sendirian.
"Mungkin akan kupertimbangkan lagi," ucap Jungkook.
Mata rekan-rekannya tampak berbinar setelah Jungkook mengucapkan itu.
°~°~
"Yoora..., maafkan aku. Aku hampir membunuhmu," lirih Jinyoung.
"Kuharap, Louis tidak akan kembali lagi."
Sebuah sel untuk pasien rumah sakit jiwa. Jinyoung memang tak benar-benar gila, tapi sosok Louis yang ada di dalam tubunya membuat ia terpaksa harus menjalani perawatan. Psikiater yang menanganinya, dia adalah pemilik rumah sakit itu, Shuichi Osaki.
Park Eunseok yang turut menemani Jinyoung, sesekali ia menjenguk ke rumah sakit.
"Jinyoung-ah. Mungkin kau tidak mengenalku, tapi Louis mengenalku. Kuharap, kau pelan-pelan akan mengenalku," ucap Eunseok.
Jinyoung mengangguk pelan, dia tak tahu jika Direktur Park yang ada di depannya adalah orang di masa kecilnya. Entah bagaimana dia bisa melupakan kenangan itu. Itulah sebabnya, Louis mempertahankan kenangan masa kecil Jinyoung dengan Eunseok.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓
Mystery / ThrillerJangan pernah menyerah untuk membaca cerita ini Plagiarisme akan kutuntut di Pengadilan Tuhan Catatan : Cerita ini tidak sekadar fantasi. Dibumbui teka-teki tentang mencari keberadaan seorang pembunuh, serta kritik sosial. Catatan kedua : Beberapa p...