Wanita itu tergesa-gesa mengunci pintu rumahnya. Meninggalkan kedai tteokbokki-nya begitu saja dan meninggalkan para pelanggan sehingga membuat para pelanggannya kebingungan. Dia baru saja mendapat telepon dari kantor polisi. Perasaannya dibuat cemas akan putranya. Akhirnya Namjoon bisa ditemukan. Tapi ia juga senang karena Namjoon bisa kembali dengan selamat.
"Chusonghamnida," ucapnya seraya membungkuk di depan para pelanggannya yang sudah menunggu sejak lama.
"Ahjumma! Kau mau ke mana?" tanya seorang pemuda.
"Maaf, saya harus ke kantor polisi untuk menemui putraku," jawab Dahye.
Dia lantas membungkuk lagi dan meninggalkan para pelanggannya. Dia terus berjalan hingga akhirnya sampai di halte bus. Kedai tteokbokki-nya tak jauh dari halte, hanya melewati gang sekitar sepuluh meter hingga sampai di jalan raya.
***
Lengan seragamnya sudah ia singsing dan Yoongi mengarahkan tangannya pada wastafel, ia menyalakan air dan mencuci tangannya. Seusai itu, di membasuh wajahnya. Bercermin sebentar memastikan wajahnya sudah tak terlihat mengantuk lagi.
Tak berselang lama, Jungkook datang dan berdiri tepat di sampingnya. Di juga menyingsing seragamnya dan mencuci tangannya. "Hyung!" panggil Jungkook.
Yoongi tak menoleh ke arah orang yang memanggilnya, tapi dia mendegar jika Jungkook memanggil namanya. "wae?"
"Kau tadi mengatakan bahwa ketiga mobil itu berjalan ke arah pelabuhan, tapi di Seoul tidak ada pelabuhan. Lalu pelabuhan mana yang kau maksud?" tanya Jungkook spontan.
"Kau lupa, hah? Dulu saat kita masih di kantor divisi patroli, kita yang pertama kali menerima laporan atas hilangnya Kim Nam Joon, Lee Tae Yong dan Na Yu Jeong. Aku tidak sengaja mendengar perbincangan Detektif Kang Ha Neul dengan para detektif lainnya. Mereka bilang, mobil-mobil itu terekam kamera CCTV jalanan dan menuju pelabuhan," papar Yoongi.
Jungkook sudah selesai membasuh tangannya. Lalu ia sedikit mengusap rambutnya dengan percikan air. Membasahinya sedikit agar tak merasa gerah. Kemudian ia bertanya lagi, "Lalu menurutmu, pelabuhan mana yang ia tuju?"
"Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka lagi. Mobil-mobil itu terekam kamera CCTV Incheon," bisik Yoongi.
Jungkook mengangguk, dia kemudian menatap lamat-lamat Yoongi. Yang ditatap tentu saja merasa bingung dan risih, Yoongi kemudian menegur, "Yak! Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Aku hanya berpikir kenapa kau bisa menguping pembicaraan para detektif?"
"Aku bukannya menguping, hanya saja tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka," tegas Yoongi.
Yoongi menarik lengan bajunya lagi dan mengancingnya. Dia meninggalkan Jungkook yang masih di toilet. Jungkook akan terus mencecarnya jika ia masih bersama Jungkook.
***
Yoongi kembali duduk di meja kerjanya, statusnya masih masa percobaan sebagai anggota divisi investigasi. Di depannya ada lelaki yang sudah ia ketahui namanya, Kim Nam Joon.
"Namjoon-ssi!"
Lelaki itu tak menggubris panggilan Yoongi. Dia menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya. Pemuda itu tak merasa dipanggil.
"Yak! Aku memanggilmu. Kenapa kau tak menjawab, hah?!" seru Yoongi.
Namjoon mengangkat kepalanya, dia mengarahkan telunjuknya ke dirinya sendiri. "Kau memanggilku?"
Yoongi menyadarkan punggungnya ke kursi, lelah. Memang rasanya lelah karena dipindahkan ke divisi investigasi. "Iya," jawabnya singkat.
"Namamu itu Kim Nam Joon," tegas Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓
Mistério / SuspenseJangan pernah menyerah untuk membaca cerita ini Plagiarisme akan kutuntut di Pengadilan Tuhan Catatan : Cerita ini tidak sekadar fantasi. Dibumbui teka-teki tentang mencari keberadaan seorang pembunuh, serta kritik sosial. Catatan kedua : Beberapa p...