029-Kematian Gadis Warnet

26 15 3
                                    

Drrrtttt

Alarm ponsel yang tiba-tiba berbunyi membuat Jinyoung terbangun dari tidur. Ia dengan mata yang masih setengah mengantuk mencoba bangkit, kemudian duduk di atas ranjang dengan kedua kaki yang menginjak lantai.

Samar-samar ia melirik ke arah telapak tangan. Kenapa seperti berbau tak sedap? Jinyoung mendekatkan telapak tangannya ke hidung. Berbau anyir dan begitu mengusiknya sampai ingin muntah.

Ia bergegas lari menuju toilet. Membasuh tangannya dengan air dan sabun. Kenapa ia tak bisa mengingat apapun?

"Louis benar-benar!" umpar Jinyoung.

"Dia selalu tidak ada ketika aku cari. Tapi selalu muncul ketika aku tidak mencarinya," gumam Jinyoung.

"Dia pasti mengerjaiku lagi dengan mengoleskan darah ke tanganku."

Jinyoung menatap lurus ke arah cermin, dengan wajah yang terlihat penuh amarah pada Louis. Kapan dia akan muncul lagi?

"Aku akan membunuhmu jika kau muncul lagi, Louis."

°~°~

Lelaki dengan lemak yang menumpuk di perutnya itu berjalan santai menuju warnet. Sambil memainkan kunci warnet yang ia bawa dari lantai atas rumah apartemennya yang tak jauh dari warnet.

Ia terhenti di depan pintu warnet. Terkejut ketika melihat pintu warnet tak terkunci. Ia memerhatikan dengan baik-baik lubang kunci pintu itu. Tampak rusak seperti ada yang merusaknya.

"Ah... Siapa lagi yang merusaknya?" decak Lelaki itu.

Dia lantas masuk, dan mendapati seseorang tengah duduk di salah satu kursi di depan sebuah komputer yang menyala. "Apa-apaan ini? Yak! Kau!"

Tak ada jawaban dari orang itu. Dia memutuskan untuk menghampiri orang yang ada di depan komputer itu. Melutik pundaknya namun tak juga menoleh.

"Hei, nak. Kau yang merusak pintu warnet, kan?"

Masih tak ada jawaban.

Lelaki itu frustrasi dan ia memutar kursi itu. "A- a hah."

Napasnya terdengar tak teratur. Lelaki itu berusaha mengamb napas sebisa mungkin. Saat melihat seorang gadis dengan wajah pucat dan mata yang melotot. Tak ada napas dan tubuhnya terasa dingin.

°~°~

Yoongi dan Jungkook mendatangi lokasi kejadian kematian gadis SMA bernama Chae In Jae itu. Kasus kematian yang lagi-lagi membuat pihak kepolisian menjadi frustrasi.

"Apa ini kasus bunuh diri?" tanya seorang detektif lain.

"Jika dilihat... Sepertinya dia dibunuh oleh seseorang," jawab Jungkook.

"Kau bisa lihat kepala bagian samping korban. Sepertinya dia dipukul dengan benda tumpul dan sangat keras," kaya Yoongi.

"Apakah itu palu?" terka Eunbi.

"Mungkin," jawab Yoongi singkat.

Kematian-kematian yang tidak juga menemukan titik terang. Yoongi mendengus kesal, ia mencoba menerka seperti apa rupa si pembunuh itu. Kematian ini sama persis dengan kematian sebelumnya. Kematian Na Yujeong yang tengkorak kepala dahinya retak. Kematian Boo Seungkwan yang juga retak di dahinya. Lalu, Chae Injae sedikit berbeda karena telinganya yang retak. Kenapa pembunuh ini memukulnya di area telinga?

"Chae Injae pernah masuk ke penjara remaja. Selalu membangkang orang tuanya, dan dia sering menganiaya orang tuanya sendiri. Dia juga pernah mencuri di minimarket," tutur Eunbi ketika membacakan riwayat kriminal korban.

"Aku mengerti sekarang. Yang melakukan ini adalah Louis lagi. Na Yujeong yang memiliki guratan di sekitar mata. Adalah peringatan agar dia tidak berselingkuh dan memperingati dia agar menjaga matanya. Lalu Boo Seungkwan, Louis menghukum Seungkwan karena mungkin, dia pernah membuat sakit hati perasaan seseorang dengan mulutnya. Dan Chae Injae, dia memukul telinga gadis itu karena tak pernah mau mendengarkan orang tuanya," tutur Yoongi menerangkan deduksinya.

Deg

Jantung itu tiba-tiba tersentak ketika mendengar perkataan bahwa Injae dibunuh karena tidak mendengarkan perkataan orang tua. Jungkook mendadak merinding, menggaruk tengkuk lehernya dam sedikit merinding.

"Tenanglah...!" ujar Yoongi ketika menyadari Jungkook yang terkejut karena mendengar alasan Louis membunuh Chae Injae.

"Dia hanya membunuh pelaku kejahatan. Bukan membunuh pemberontak kelas teri," ucap Yoongi meremehkan.

Jungkook jadi teringat karena dia membangkang orang tuanya. Lebih memilih menjadi polisi dan keluar dari rumah daripada mengikuti mimpi orang tuanya.

"CCTV malam itu benar-benar mati. Tidak ditemukan sidik jari ataupun DNA. Hanya saja, menurut penuturan pemilik warnet, gadis itu sempat berbincang dengan seorang laki-laki dengan jaket bertudung berwarna hitam, dia sangat tertutup," kata Yoongi.

Dia benar-benar pembunuh berantai, kematian-kematian itu membuat pihak kepolisian frustasi dibuatnya. Ini adalah kelakuan Louis. Masyarakat sudah mulai resah karena mereka sudah mengetahui jika pembunuh itu adalah laki-laki tanpa identitas yang hanya mereka ketahui dengan nama Louis.

'Pembunuhan terjadi lagi dengan pola yang sama. Pihak kepolisian dibuat frustrasi oleh pembunuh tanpa identitas ini. Seorang lelaki dilaporkan memiliki ciri-ciri berusia sekitar dua puluh sampai tiga puluh tahunan berada di warnet sempat berbincang dengan gadis bernama Chae Injae yang merupakan korban pembunuhan ini.'

"Reporter Park Jin Young, Time News melaporkan."

Kamera sudah mati dan Jinyoung menghampiri rekannya. Dia mengambil sebotol air mineral lantas menenggaknya untuk menghilangkan rasa dahaga.

A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang