Pohon-pohon di tepi jalanan Kota Seoul hanya pasrah diterpa angin kencang. Suara gemuruh tak terhindarkan dari telinga setiap orang yang berusaha melewati hujan agar sampai di rumahnya tepat waktu. Seorang lelaki berjas dengan kameranya tampak tergesa-gesa berjalan di trotoar dengan payungnya. Hujan belum juga berhenti.
Duar
Suara petir yang terdengar nyaring di telinga mengalihkan pandangannya. Sebatang pohon dengan percikan api, pandangannya teralihkan pada seorang wanita tua di bawah pohon. Yah, pohon yang baru saja terkena petir. Untunglah, wanita itu tak sampai terkena petir.
Rasa lega di hatinya hilang seketika, saat batang pohon yang tepat berada di atas kepala wanita tua itu, terlihat hampir jatuh. Wajah lelaki itu terlihat panik.
"Ahjumma!" pekik lelaki itu.
Dengan kartu tanda pengenal yang ia genggam, Kim Soo Hyun. Lelaki itu berlari menuju wanita itu. Dia hanya mematung tak mendengarkannya. Rupanya wanita itu melepaskan alat bantu dengarnya.
Soohyun berlari menuju wanita itu, karena batang pohon yang hampir saja terjatuh karena terbakar.
Kyakkk
Kameranya terjatuh, Soohyun sempat menoleh ke belakang. Tapi, wanita itu lebih penting saat ini. Dia meninggalkan kamera berharganya. Batang pohon yang menggantung di atas kepala wanita itu, ia harus bergegas menjauhkannya dari bawah pohon.
Langkahnya akhirnya sampai di dekat wanita itu, Soohyun langsung mendorongnya. Dan membuat wanita itu jatuh, tak lagi berada di bawah pohon.
"Huft!" dengus Soohyun lega.
Dia tak sadar tempatnya ia berdiri, masih berada di bawah pohon dengan batangnya yang memantikkan api. Wanita itu, masih dalam posisinya yang terjatuh. Dia membalik tubuhnya, melihat seorang lelaki yang sedang berdiri di bawah pohon.
Wanita itu menyadari percikan dari batang pohon. Matanya terbelalak. Pemuda yang telah menolongnya dalam keadaan bahaya, "Nak!" teriak wanita itu.
Tapi dia menghiraukan pekik wanita itu. Dia masih berdiri. Hawa panas dari atas kepalanya, membuatnya tersadar. Soohyun mendongak, dan batang kayu itu sudah terlepas dari induknya. Matanya terbelalak, detiknya terlalu cepat untuk ia berlari menyelamatkan diri.
Dan saat itu juga, ia tak bisa berlari. Pohon itu mengenai tubuhnya. Dia terjatuh, tubuhnya penuh dengan luka bakar. Dia tak sadarkan diri.
Wanita itu berteriak histeris, "Tolong!"
Orang-orang di sana langsung sadar dengan teriakan wanita itu. Mereka berbondong-bondong menuju tempatnya. Dan ambulans serta pemadam kebakaran datang saat itu juga.
Petugas pemadam kebakaran sibuk berusaha memdamkan api, agar petugas dari rumah sakit dapat mengambil jasad lelaki itu dengan mudah. Beruntung, kartu tanda pengenalnya tak ikut terbakar. Sehingga mudah untuk polisi mengidentifikasi jasadnya.
***
Gadis kecil itu merasakan lemas pada kakinya. Saat melihat jasad sang ayah sudah memasuki rumah duka. Yoora, begitu dipanggilnya. Dia berlari sekuat tenaga menuju ayahnya yang hanya seonggok daging tak punya nyawa.
Tubuh lelaki itu sudah dipenuhi dengan luka bakar. Tangannya bergetar, air matanya terjatuh membasahi pipi. Dan ibunya, yang sudah tak sadarkan diri. Melihat suaminya yang hanya memejamkan mata. Dia sampai pingsan melihat suaminya sudah terbujur kaku.
Setelah ini, mereka akan menguburkan jenazah lelaki malang itu. Yoora memeluk ayahnya erat. Masih tak percaya, ayahnya dengan cepat meninggalkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓
Misterio / SuspensoJangan pernah menyerah untuk membaca cerita ini Plagiarisme akan kutuntut di Pengadilan Tuhan Catatan : Cerita ini tidak sekadar fantasi. Dibumbui teka-teki tentang mencari keberadaan seorang pembunuh, serta kritik sosial. Catatan kedua : Beberapa p...