013-Ilusi, Kah?

42 15 4
                                    

Yoora tiba-tiba terbangun dari tidurnya, ia langsung bangkit tanpa pikir panjang seperti orang yang kebingungan. Menuju kamar mandi dan tak lama kemudian ia keluar dari sana. "Aishh, mimpi buruk apa tadi?" decaknya.

Dia berganti menggunakan setelan jasn. Lalu mengambil ponsel dan diska lepas yang ia letakkan bersama di atas meja.

Dia bergegas menggunakan sepatu kets dan langsung keluar setelah mengikat tali. Berjalan keluar menuju lantai bawah hingga akhirnya bertemu orang-orang yang juga hendak beraktivitas seperti dirinya. Pandangannya beralih pada kedua pemuda yang tengah berdiri dengan kedua tangan yang bersilang di depan dada. Menatap dirinya.

"Siapa mereka?" benak Yoora.

Keduanya memakai jas hingga tampak serasi, tapi siapa mereka? Mungkin hanya ilusi. Yoora semakin mendekat dan jelaslah seperti apa wajah kedua lelaki itu.

Mata membulat tiba-tiba karena Yoora jelas sekali mengenal kedua pemuda itu. "Kenapa orang yang di dalam mimpi itu bisa ada di sini?"

Plak

Dia menepuk pipinya sendiri, berusaha menyadarkannya dari mimpi. "Aku sudah belajar mengendalikan mimpi, aku pasti bisa bangun dari mimpi," pikirnya.

"Yak! Kalian!" seru Yoora.

Kedua lelaki itu, Kim Nam Joon dan Park Ji Min. Merasa terpanggil oleh Yoora sehingga mereka berjalan menuju ke arahnya. "Omo!"

"Ayo! Bangunlah! Ini hanya mimpi!" teriak Yoora.

"Kim Yoora!" panggil Namjoon.

"Kau! Sekarang pergilah dari mimpiku!" usir gadis itu. Dia berkacak pinggang menantang kedua pemuda itu.

Anehnya, mereka malah berjalan semakin dekat ke arahnya. Kepalanya mendongak berusaha menakuti mereka, mata melotot agar mereka segera pergi.

"Tadi aku bermimpi bangun dari mimpi," gumamnya, lalu menurunkan tangannya dari pinggang. Menyudutkan bola matanya ke kanan atas, berpikir. "Rupanya aku bermimpi, mimpi."

Usahanya belum juga berhasil. Yoora tak mengerti kenapa ia belum juga bangun dari mimpinya. Padahal dia sudah belajar mengendalikan mimpi.

"Kim Yoora!"

Kali ini Park Jimin yang memanggilnya. Membuat ia semakin ketakutan karena tidak bisa bangun dari mimpinya. Yoora masih berpikir bahwa ini adalah mimpi, Kim Nam Joon dan Park Ji Min hanyalah orang-orang yang singgah di dalam mimpi.

"Yak! Aku sudah tidak membutuhkan kalian di dalam mimpiku, jadi pergilah!" berang Yoora.

Gadis itu semakin panik dengan keadaan ini. Mimpi yang tak kunjung berakhir, menghantuinya terus menerus. Dia terduduk lemas, meremas kepalanya. Memukul-mukul kepalanya karena terasa semakin pusing.

"Ini hanya mimpi, ini ilusi," racaunya.

Pikiran yang terus mengelak apa yang terjadi. Berharap semua yang terjadi hanya mimpi atau ilusi. Yoora masih belum menyerah dengan kenyataan bahwa Kim Nam Joon benar-benar ada. Pemuda yang ia tolong ketika linglung hingga ia bertemu dengan ibunya. Lalu kenyataan bahwa pemuda dengan wajah yang sama dengannya, membunuh ratusan orang dalam sekejap.

Perlahan ia mendongak, kedua pemuda itu masih berdiri di sana. Ia bertekad menghadapi kedua pemuda itu, Yoora beranjak dan kini ia berusaha menegakkan tubuhnya.

"Ah, baiklah jika kalian belum menyerah. Aku masih percaya bahwa ini adalah mimpi," seru Yoora.

Kedua pemuda itu hanya memiringkan kepala mereka bertanya-tanya apa maksud dari perkataan Yoora.

A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang