👻Nine👻

278 59 3
                                    

Halo, Call me Rein.

Emot hujan jangan lupa!

Selamat membaca🤗

.
.
.

Arga, Shirra dan bahkan arwah Alya berdiskusi tentang rencana mereka untuk menemukan pelaku yang sebenarnya. Dalam rencana kali ini, mereka akan mengambil sebuah buku yang berada di gedung kosong milik ayahnya Letta. Sebab, di dalam buku itu ada sesuatu yang sangat penting terkait pembunuhan Alya.

"Kalian harus nemuin buku itu dulu. Buku itu bisa jadi petunjuk. Soalnya gue punya firasat kalau Letta terlibat dalam pembunuhan itu," ucap Alya menjelaskan. Jelas terlihat ada kekecewaan di wajahnya.

"Bukunya ada di mana?" tanya Shirra sungguh-sungguh.

"Ada di gedung kosong milik Bokap si Letta. Di Jln.Antasari 3 no 76,"

"Gedung kosong? Banyak setannya dong," celetuk Arga kembali bergidik ngeri. Dia langsung membayangkan setan-setan yang berada di sana.

Alya berdecak malas, "Ya emang. Lo, kan udah sering lihat setan. Masa masih takut sih,"

"Bukannya gitu. Gue cuman kaget aja. Masa buku penting di simpen di gedung kosong," ujar Arga berusaha mengelak.

"Justru karena bukunya penting, jadinya di sembunyiin di sana." balas Alya santai.

"Kita juga harus kasih tau Shella dan Putra untuk rencana ini," Shirra mengalihkan topik pembicaraan untuk menghentikan perdebatan tidak penting tadi.

Alya mengangguk setuju, "Lebih banyak yang bantu, lebih mudah menemukan petunjuknya,"

"Iya, biar kita rame-rame ke sananya." ucap Arga yang juga setuju.

Setelah berdiskusi panjang kali lebar, Arga pamit pulang karena hari sudah semakin sore. Nanti Rita menunggu lama lagi. Arga itu orang yang paling sayang sama bundanya. Dia gak pernah memaksa bundanya untuk pindah. Padahal, dia sudah muak melihat hantu-hantu di rumahnya.

"Gue pulang dulu ya, udah sore. Bunda gue nungguin soalnya," pamit Arga kepada Shirra.

"Iya," Shirra langsung berteriak memanggil Rina. "Bibi, Arga mau pulang nih,"

Beberapa saat kemudian, Rina langsung datang dari arah dapur. Dia berjalan menghampiri Arga yang sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Eh, Arga udah mau pulang aja?"

"Iya, Bi. Soalnya udah sore, takut Bunda nyariin." Arga menyalimi tangan Rina.

"Kalau gitu, hati-hati di jalan ya!" Rina melambaikan tangannya kepada Arga sebelum dia benar-benar pergi.

"Iya, Bi. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Arga melajukan motornya, meninggalkan halaman rumah Shirra dan pergi menuju rumah menyeramkan miliknya.

____

Pagi ini Shirra sudah siap menggunakan seragam sekolahnya dan juga jaket agar tidak kedinginan. Cuaca di pagi hari ini sedang mendung dan udaranya juga dingin.

The Smoke of Despair (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang