Halo, call me Rein.
Spam emot hujan ya!
Selamat membaca🤗
.
.
."Ga, lo udah ketemu sama Shirra?" tanya Putra setelah bel istirahat berbunyi. Dia masih penasaran.
"Iya, lo kok bisa tau kalau namanya Shirra?" Arga balik bertanya kebingungan. Tidak biasanya, sahabatnya itu mengingat nama orang lain.
"Soalnya, dia anak baru di kelas Shella. Dia juga temennya Shella makanya harus gue inget," jelas Putra dengan santainya.
Arga langsung menampilkan senyumannya, "Wah, kebetulan banget dong. Gue bisa deketin Shirra dengan alibi sebagai sahabat lo.""Ya itu emang maunya lo aja,"
"Emang,"
Putra berdecak kemudian bangkit berdiri, "Kita ke kelas mereka yuk! Gue mau ketemu sama ayang embeb gue,"
Arga memutar bola matanya malas, "Lebay amat, biasanya juga lo jarang ke kelas si Shella."
"Dia larang gue terus, tapi sekarang gue mau nyusulin dia ah. Biar kasih kejutan,"
"Okelah, gue juga mau pdkt sama Shirra." Arga ikut bangkit dan lebih dulu pergi keluar kelas.Mereka pergi menuju kelas 11 IPA 2 untuk menemui pujaan hati masing-masing. Begitu berada di depan kelas mereka, Arga dan Putra terkejut melihat Mesya dan para sahabatnya merundung Shella dan Shirra. Putra tentu merasa marah, dia langsung berteriak menghentikan aksi mereka.
____
Shirra masih terlarut dalam pikirannya. Dia sampai tidak sadar kalau bel istirahat berbunyi sejak tadi dan para murid sudah keluar semua.
"Ra, bel udah bunyi. Ayo kita ke kantin! Sekalian aku mau ceritain masalah kemarin," Shella menepuk pundak Shirra hingga membuat gadis itu tersadar.
"Eh, iya ... Ayo!" Shirra bangkit lalu berjalan lebih dahulu keluar kelas.
Shella hanya menatap bingung dan mengikuti dari arah belakang.
Baru saja berjalan keluar kelas, ketiga perempuan kemarin yang merundung Shella datang lagi dan menghadang mereka."Mau kemana?" tanya salah satunya seraya mendorong pelan bahu Shella.
"Anak baru, lo bukannya udah di bilangin jangan deketin dia. Masih aja lo deketin. Lo bego, budek, apa gimana?"
"Kita udah bilang kalau dia itu pembunuh,"
"Kalian ini sebenarnya siapa sih?" tanya Shirra pada ketiga perempuan di hadapannya dengan berani."Oh iya, kita belum kenalan yah? Kenalin nama gue Mesya," ucap gadis berambut panjang sambil bersedekap dada.
"Gue Letta," ucap gadis yang rambutnya dikucir kuda.
"Dan gue Nia," ucap gadis berambut pirang.
"Lo anak baru, kan? Kalau gak salah nama lo itu Ashirra?" tanya Letta yang di balas anggukan oleh Shirra.
"Kita bertiga itu sahabat Alya, orang yang udah di bunuh sama dia." Nia menunjuk Shella dengan jari telunjuknya.
"Asal lo tau, dulu mereka itu sahabatan. Cuman karena Alya lebih memilih ikut geng gue, dia jadi iri dan ngebunuh sahabatnya sendiri." ujar Mesya dengan mata memerah menahan amarah dan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Smoke of Despair (End)
Horror(Sudah selesai revisi!) Ashirra lenandra gadis berusia 17 tahun. Dia bisa melihat asap keputus-asaan, asap hitam yang menandakan seseorang putus asa dan akan bunuh diri. Shirra bersekolah di SMA PELITA BANGSA, sekolah barunya di Jakarta. Pertama kal...