👻Fourteen👻

226 43 0
                                    

Halo, Call me Rein.

Spam emot hujan!

Selamat membaca🤗

.
.
.

Bel istirahat berbunyi, membuat Arga dan Putra bernapas lega. Mereka akhirnya bisa terbebas dari hukuman berjemur ini.

"Ayo ke kelas Shella sekarang!" ajak Putra yang langsung menarik lengan Arga untuk pergi.

Mereka mulai berjalan menuju kelas 11 IPA 2 bersama Chasper yang masih menunduk di belakang Arga. Sepertinya hantu itu merasa bersalah kepada Arga.

Arga menyerngit kebingungan. "Yul, lo kenapa sih nunduk-nunduk kayak gitu? Jatuh baru tau rasa lo,"

Chasper mendongak dan menatap Arga sendu, "Kamu gak marah? Maafin aku ya?"

"Ya enggak lah. Gue gak marah sama lo. Kenapa gue harus marah?" tanya Arga merasa lucu melihat wajah Chasper yang hampir menangis saat ini.

"Beneran? Kamu gak marah, kan?"

"Iya, gue gak marah kok, tapi nanti lo jangan bikin gue kesel mulu."

"Iya," Chasper kembali tersenyum dan berlari mendahului Arga, tetapi tidak lama kemudian dia berbalik.

"Kelasnya Shirra di mana?" tanya Chasper kebingungan.

Arga sontak menyemburkan tawanya, "Makanya, kalau gak tau jangan main nyelonong gitu aja!"

"Ya maaf, hehe ..."

"Lo ikutin gue aja!" ujar Arga berjalan mendahului Chasper.

"Lo habis ngomong sama si Chasper, kan?" tanya Putra ketika melihat Arga berbicara sendiri.

Arga mengangguk, "Iya, lucu banget kalau mau nangis."

"Emangnya hantu bisa nangis ya?" tanya Putra mulai ketakutan.

Arga berdecak kesal, "Ya bisa, buktinya kuntilanak suka nangis,"

Putra mengangguk membenarkan, "Bener juga, gue jadi merinding,"

"Awas, Put. Dia ada di sebelah lo," bisik Arga kemudian berlari bersama Chasper meninggalkan Putra yang merasa ketakutan.

"Beneran ada di sebelah gue gak ya? Au ah, mending gue kabur aja." Putra segera berlari pergi menyusul Arga.

____

"Assalamualaikum yang gak ngejawab dosa," teriak Arga tidak tahu malu seperti biasanya.

"Malu-maluin tau gak punya sahabat kayak lo," celetuk Putra yang baru datang dan langsung menoyor kepala Arga.

"Aww ... Emang bener kali, kalau gak di jawab dosa," Arga meringis dan memegang kepalanya.

"Ya emang bener, tapi tetep aja lo gak osah teriak-teriak kayak toa," ucap Putra sedikit kesal.

"Seterah gue dong," balas Arga acuh.

The Smoke of Despair (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang