👻Eleven👻

247 53 0
                                    

Halo, Call me Rein.

Mana emot hujannya!

Selamat membaca🤗

.
.
.

Jam menunjukkan pukul 12 malam, Letta berada di rumahnya sendirian. Dia sedang asyik memainkan gawainya sampai lupa waktu. Dia tidak sadar kalau hari sudah larut.

Begitu kedua matanya melihat jam, dia baru menyadari kalau hari sudah semakin larut dan memutuskan untuk tidur.

"Udah jam 12, Mamah sama Papah kok masih belum pulang ya? Mungkin, mereka nginep lagi di kantor," gumam Letta seraya menyimpan gawainya. Dia bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan menyikat giginya sebelum tidur.

Setelah keluar dari kamar mandi, Letta kembali duduk di atas kasurnya dan membuka gawainya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat sebuah tulisan di gawainya.

DASAR PEMBUNUH! LO GAK AKAN BISA SELAMAT!

Sontak saja, Letta melempar gawainya ke sembarang arah. Dia menjadi ketakutan sekarang. Badannya sudah panas dingin. Jendela kamarnya tiba-tiba terbuka bersamaan dengan angin yang berhembus kencang.

Letta berniat untuk menutup jendelanya, dia melihat seurai rambut hitam panjang di balik jendelanya. Uraian-uraian rambut itu semakin terlihat jelas dan menampilkan sebuah kepala, kemudian tubuhnya mulai terlihat melayang-layang di udara dan menampilkan sesosok makhluk yang sangat mengerikan.

Sosok makhluk halus berambut hitam panjang sampai kakinya saja tertutup rambut. Sosok itu memakai baju putih yang di penuhi bercak-bercak darah. Bagian perutnya berlubang dan menampilkan belatung-belatung di dalamnya. Wajahnya tertutup oleh rambut. Sosok itu melayang-layang di balik jendela kamar Letta.

Letta tentu saja menjadi tambah ketakutan. Dia berjalan mundur ke belakang dengan tubuh yang bergetar hebat. Apalagi ketika melihat sosok itu yang langsung masuk lewat jendela dan merangkak menghampirinya.

Tidak bisa hanya pasrah saja, Letta mencoba berlari sekuat tenaga ke arah pintu kamarnya. Dia berusaha membuka pintu kamarnya saat melihat sosok tadi mulai mendekatinya, tetapi pintu kamarnya terkunci. Padahal, dia tidak menguncinya, tetapi entah kenapa pintunya tiba-tiba terkunci dan tidak bisa di buka.

"Buka! Tolong, buka pintunya! Siapapun, buka! Gue takut. Tolong, bukain pintunya!" Letta terus berteriak dengan bahu yang bergetar hebat. Dia terus menggedor-gedor pintu kamarnya, berharap pintunya bisa terbuka.

Sosok itu senang melihat Letta yang sudah sangat ketakutan. Dia malah semakin mendekat seakan-akan ingin gadis itu lebih menderita lagi.

"Jangan deketin gue! Pergi! Gue takut. Jangan ganggu gue!" Letta menangi sejadi-jadinya dan akhirnya tubuhnya melemas. Dia jatuh pingsan ke lantai.

Begitu Letta membuka matanya, ternyata hari sudah pagi dan dia masih terbaring di atas lantai kamarnya. Itu artinya, kejadian semalam bukanlah mimpi. Sosok itu benar-benar datang mengganggunya. Tentu saja dia menjadi semakin takut. Akhirnya, dia memutuskan untuk bersiap-siap sekolah dan menghilangkan rasa takutnya.

____

"Ini buku, kenapa di kunci segala sih? Jadi, gak bisa di buka," kesal Arga sambil mengotak-atik buku milik Letta.

The Smoke of Despair (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang