👻Twenty four👻

177 31 2
                                    

Halo, Call me Rein.

Mohon Spam emot hujan dahulu!

Selamat membaca🤗

.
.
.

Sesuai rencana yang di susun kemarin, mereka sekarang sudah berkumpul di sekolah. Semenjak kejadian kemarin, Alya tidak pernah lagi muncul di hadapan Shirra, begitu juga dengan Chasper. Entah mereka berdua berada di mana.

Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Bimo. Ada dua mobil, mobil Doni dan juga mobil Putra. Arga, Shirra dan Letta menaiki mobil Doni, sedangkan Putra dan Shella berduaan menaiki mobil Putra.

"Awas! Lo berdua jangan sampai khilaf!" ujar Arga mengingatkan.

Shella memutar kedua bola matanya malas. "Apaan sih, Ga? Lo mikirnya kejauhan,"

Putra mengangguk setuju, "Iya, lo mikirnya kejauhan."

"Ya, gue cuman ngingetin aja. Siapa tau di dalem mobil kalian khilaf," lagi-lagi Arga mengatakan itu dengan santai.

"ENGGAK AKAN!"

Arga tidak lagi membalas dan malah menjulurkan lidahnya seraya berlari ke arah mobil Doni.
Putra dan Shella ingin sekali mencakar wajah songong Arga itu. Memang, teman mereka yang sepertinya kurang waras adalah Arga seorang.

Mereka akhirnya menaiki mobil dan pergi menuju rumah Bimo yang jaraknya lumayan dekat dari sekolah. 15 menit perjalanan, mereka tiba di depan rumah Bimo. Mereka sengaja memarkirkan mobil mereka agak jauh, supaya tidak ketahuan.

Kini, mereka sedang mengendap-ngendap menghampiri semak-semak yang berada di depan gerbang rumah megah Bimo.

"Nanti kita masuk lewat sana," tunjuk Doni ke arah selokan di pinggir rumah Bimo.

"Terus, kita langsung berpencar. Putra sama Arga pergi ke kiri untuk cari dan selidikin Om Jojo. Shirra, Shella dan Letta pergi ke kanan terus ke halaman belakang buat cari bukti senjata pembunuhnya. Sedangkan gue bakal masuk dan ngalihin perhatian Bokap gue, gimana? Setuju?" tanya Doni setelah mengucapkan rencananya.

Mereka kompak mengangguk setuju.

"Kak, kita gak bakal lapor polisi nih?" tanya Shirra sebelum mereka semua melakukan rencananya.

"Kita lapor kalau udah ada buktinya, makanya sekarang kita cari buktinya." ucap Doni seraya memperhatikan keadaan sekeliling.

"Terus hubungannya sama nyelidikin Om Jojo apa?" tanya Putra yang sepertinya masih belum paham.

Doni masih terus memperhatikan keadaan sekitar. "Biar kita tau langsung dari Om Jojo. Jadi, kalau kalian nemuin sesuatu atau ngedenger sesuatu langsung rekam aja. Oke!"

Putra dan Arga mengangguk, "Siap, Bos!"

Mereka mulai memasuki gerbang rumah Bimo lewat jalan rahasia yang hanya di ketahui oleh Doni dan Alya. Jadi, selama mereka tinggal di sini, mereka sering kabur melewati jalan rahasia ini.

Setelah berhasil memasuki perkarangan rumah Bimo, mereka langsung pergi berpencar sesuai dengan yang rencana Doni tadi. Sebab hanya Doni yang mengetahui sudut-sudut rumahnya.

The Smoke of Despair (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang