👻Twenty five👻

206 31 1
                                    

Halo, Call me Rein.

Jangan lupa emot hujannya!

Selamat membaca🤗

.
.
.

Arga dan Putra masuk mengikuti Om Jojo. Mereka mengendap-ngendap karena takut ketahuan. Bisa gawat jika ketahuan. Begitu sudah berada di depan ruangan yang Om Jojo masuki. Mereka langsung bersembunyi di dekat ruangan itu tidak ikut masuk ke dalam.

Dari sana, mereka dapat mendengar samar-samar suara Om Jojo yang sedang menelepon seseorang.

"Halo, gimana keadaannya sehat, kan?"

"...."

"Alhamdulilah, bagus deh kalau benar-benar sehat,"

"...."

"Istirahat ya! Jangan cape-cape nanti Abang pulang,"

"...."

"Waalaikumsalam,"

Seperti itulah percakapan Om Jojo saat menelepon. Baru saja menutup teleponnya, tiba-tiba suara nada dering gawainya kembali terdengar.Tentu saja, dia langsung menerima panggilan itu.

"Iya, Bos."

Arga mulai mengeluarkan gawainya dan merekam percakapan Jojo dengan gawainya.

"Bukannya masalah Neng Alya udah selesai ya, Bos."

"Saya sudah membakar semua pakaian yang saya pakai waktu membunuhnya. Saya juga udah ngubur senjatanya."

"Hah, ada seseorang yang tau?"

"Vila Neng Alya yang di pondok indah? Baik, Bis. Saya segera ke sana,"

Mendengar percakapan itu, tentu saja membuat Arga dan Putra terkejut. Mereka tidak menyangka kalau Om Jojo memang benar orang yang membunuh Alya.

Saat Om Jojo keluar, secepat kilat Putra dan Arga mengikutinya secara diam-diam. Melihat Om Jojo memasuki mobil, Arga menyuruh putra untuk mengambil mobilnya dan mengikutinya. Baaimanapun juga, mereka harus menangkap Om Jojo. Jangan sampai lolos begitu saja.

Putra menuruti perintah Arga. Dia segera keluar dan mengambil mobilnya yang tidak terlalu jauh dari rumah megah Bimo. Begitu sudah mengambil dan menaiki mobilnya. Putra langsung menghampiri Arga dan menyuruhnya masuk untuk mengejar mobil Jojo.

Putra langsung menancapkan gasnya untuk mengikuti Jojo, setelah Arga masuk ke mobil. Tidak peduli walaupun Jojo menyadari mereka mengikutinya.

Dan benar saja, Jojo sadar kalau sedari tadi ada yang mengikuti mobilnya. Di saat dia melihat ke spion mobil. Benar saja, sebuah mobil sedan hitam sedang mengikutinya.

Seketika saja, dia teringat percakapannya dengan Bimo di telepon tadi.

Bimo bilang kalau rahasianya telah terbongkar. Para remaja-remaja seusia anaknya yang berhasil membongkarnya. Tentu saja Jojo merasa tidak percaya. Bagaimana bisa, seorang remaja menemukan fakta yang Polisi saja tidak bisa menemukannya?

Namun, setelah melihat mobil yang mengikutinya. Dia menjadi percaya, karena dia melihat dua remaja di dalam mobil itu.

Dengan kecepatan yang tinggi, Jojo melajukan mobilnya ke tempat yang di berikan Bosnya. Dia membiarkan mobil hitam yang mengikutinya di belakang.

Pada saat lampu merah tiba, dengan kecepatan tinggi mobil Jojo menerobosnya.

Tentu saja mobil hitam Putra tertinggal di belakang. Meski masih remaja, mereka tetap harus menaati peraturan lalu lintas.

The Smoke of Despair (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang