chapter-8

3.1K 233 10
                                    

"Udah beres semua, Ta?"

"Beres, Pak. Saya yakin Pak Tono gak bakal kecewa."

"Yaudah, jangan lupa ganti baju juga. Saya mau kalian keliatan rapih waktu Bu Anjani dateng."

"Siap!"

Aku memasukkan ponsel ke dalam tas setelah Pak Tono memutus sambungan telpon. Persiapan untuk peluncuran produk terbaru sudah selesai, banyak tim yang membantu di sini. Termasuk staff Hotel Grand Prior yang memang ditugaskan untuk membantu.

Pukul 9 pagi, sebenarnya masih terlalu awal untuk menyelesaikan persiapan ini. Tapi, karena tidak ingin membuang waktu, Pak Tono lebih memilih untuk melakukan dekorasi secepat mungkin.

"Mbak, udah makan belom?" Ajeng bertanya sambil membereskan sisa-sisa properti.

"Belom, emangnya kenapa?" balasku yang juga ikut membereskan.

"Makan yuk!"

"Yuk!"

"Gue tau tukang bubur yang enak. Kayaknya masih buka." ucap Ajeng dan melihat jam di tangannya.

Aku mengangguk, sepertinya tidak apa-apa jika kami meninggalkan pekerjaan ini sebentar. Semoga saja Bu Anjani datang terlambat agar aku dan Ajeng bisa menikmati makanan kami.

"Tukang bubur dimana?"

Ajeng memperlihatkan cengiran khasnya lalu tiba-tiba memelukku dari samping. "Di deket Pelatnas, gue dikasih tau Mas Jombang."

Aku menatap Ajeng dengan pandangan terkejut, bagaimana bisa Ajeng dekat dengan Jombang?!

"Sejak kapan lo deket sama Jombang?" aku masih menatapnya, sedangkan Ajeng hanya tersenyum malu-malu.

"Ya-ya gitu deh, Mbak." ucapnya dengan gugup.

"Seriusan, Jeng? Bisa-bisanya lo deket sama Jombang tapi gak bilang gue?"

"Mbak Letta juga pernah deket sama Mas Kevin tapi gak bilang-bilang." Ajeng membalas perkataanku.

"Heh, bocil! Itu beda urusan." aku memukul bahunya pelan.

Ah iya, aku sudah menceritakan tentang hubunganku kepada Ajeng. Reaksinya sangat berlebihan, dia tidak percaya kalau seorang Kevin Sanjaya bisa bersikap seperti itu. Aku menceritakan hal itu kepadanya karena aku merasa bahwa Ajeng adalah orang yang tepat untuk menjadi teman curhatku.

Dan, siapa sangka kalau Ajeng tiba-tiba dekat dengan Jombang? Ini Rian Ardianto, loh. Atlet yang sifat diamnya sama seperti Kevin, malah Jombang lebih parah.

"Syut, Mbak Letta gak usah komen, nanti kalau gue jadian sama Mas Jombang, gue kasih tau." ucap Ajeng dengan pedenya.

"Emang Jombang mau sama lo?"

"Ih, Mbak Letta!"

***

Aku pikir Ajeng berbohong saat dia bilang dekat dengan Jombang. Tapi kenyataannya tidak, Ajeng benar-benar dekat dengan atlet ganda putra itu. Mereka berdua sedang asyik memakan bubur bersama di satu meja, sedangkan aku berada di meja yang lain.

"Heh, bucin mulu!" aku melempar tissue ke arah mereka berdua, supaya mereka ingat kalau masih ada aku di sini.

"Sirik aja, Ta."

Balasan Jombang membuatku melongo menatapnya, bisa-bisanya seorang Rian Ardianto berkata seperti itu?! Sebenarnya Ajeng memakai pelet jenis apa, sampai dia bisa membuat Jombang takluk.

"Sumpah ya lo berdua, kayak bocil-bocil puber." mulutku tidak tahan untuk berkata pedas kepada pasangan itu.

"Dulu Mbak Letta sama Mas Kevin pasti kayak gini juga, kan? Ya gak, Mas Jom?" Ajeng bertanya ke arah Jombang.

Another Chance {Kevin Sanjaya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang