Sayangnya moment romantis antara aku dan Kevin harus berakhir karena kedatangan tamu yang tidak diundang. Siapa lagi kalau bukan Aqsa, Aero, Nazla, dan Denira.
Aku benar-benar terkejut dan bingung, bagaimana mereka bisa tahu kalau Kevin sudah berada di rumah? Tidak mungkin 'kan laki-laki itu memberi kabar?
Karena berusaha menjadi tuan rumah yang baik, Kevin mengajak mereka untuk makan siang, tentu saja dengan menyajikan menu yang aku masak.
"Cieee yang menang Denmark Open." Aero berucap sambil tersenyum mengejek.
"Traktir dong, Vin." sahut Aqsa yang sedang mengambil lauk di meja.
"Kayaknya trip ke pulau seru tuh!" ucap Denira mengusulkan ide.
"Setuju!" timpal Nazla.
"Gue gak bisa, soalnya beberapa hari lagi ada Indonesia Master." balas Kevin dengan sungkan.
Dalam hati aku mendengus kesal, apakah mereka selalu memikirkan tentang trip dan hal yang tidak penting lainnya? Mohon maaf, tapi aku benar-benar sensi dengan kehadiran mereka.
Terlebih lagi dengan Denira yang selalu berusaha untuk mendekati Kevin. Seperti sekarang ini, dia mengambilkan lauk untuk Kevin, padahal laki-laki itu tidak meminta.
Aku sendiri sibuk menikmati kue yang dibuat Bi Nani dan tidak memiliki niat untuk ikut nimbrung di dalam obrolan mereka.
"Udangnya enak banget deh, lo beli dimana, Vin?" tanya Aqsa dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Bukan beli, tapi Letta yang masak." jawab Kevin sambil menengok ke arahku dan memberikan senyuman tipisnya.
"Gue minta resepnya dong." ucap Nazla yang terlihat sangat antusias. Padahal aku merasa kalau udang tepung yang aku masak tidak memiliki resep khusus, bahkan aku tidak mencicipinya sama sekali.
"Oke, nanti gue kirim." aku membalas sambil tersenyum ramah ke arah Nazla.
"Lagi libur kerja ya, Ta?" Aero memiringkan kepalanya agar bisa melihatku, karena posisi laki-laki itu berada di ujung.
Aku mengangguk sebagai jawaban dan kembali memakan kue yang rasanya benar-benar enak, mungkin aku akan meminta resep kue ini dari Bi Nani dan mencobanya di rumah nanti.
"Vin, kapan-kapan main ke rumah gue ya?"
Mendengar ajakan Denira membuatku melirik sekilas ke arah gadis yang duduknya tepat berada di samping Kevin itu. Dia masih saja berusaha untuk mendekati Kevin.
Aku muak melihatnya.
Ditambah dengan tanggapan Kevin yang sangat ramah kepada Denira. Laki-laki itu tidak merasa kalau sikap Denida adalah hal yang mengganggu, dia terlihat biasa-biasa saja. Padahal aku sedang berusaha mati-matian untuk tidak menjambak rambut gadis menyebalkan itu.
"Pasti gue dateng kalau ada waktu."
Kalian dengar itu? Secara tidak langsung Kevin berjanji akan datang ke rumah Denira. Apakah Kevin sudah lupa kalau ada aku yang berstatus sebagai pacarnya?
"Liat deh, Vin, ini keponakan gue yang masih bayi. Lucu banget kan?" Denira menunjukkan ponselnya di hadapan Kevin dengan mata melirik sinis ke arahku.
Gadis itu seakan mengatakan kalau dia berhasil mengalihkan perhatian Kevin.
"Lucu banget anjir, dia baru lahir?"
"Iya baru lahir, makanya gue mau ngajak lo ke rumah, biar bisa ngeliat dia secara langsung. Gue tau kalau lo suka banget sama anak kecil."
Aku reflek menggenggam erat sendok yang berada di tanganku. Kali ini aku tidak bisa membiarkan Denira bersikap seenaknya. Gadis itu harus mengerti kalau Kevin adalah milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Chance {Kevin Sanjaya}
Teen FictionTentang aku yang mendapat kesempatan untuk bersama dengannya lagi.