"Kamu dimana, Ta? Saya nungguin kamu daritadi tapi kamu belom dateng."
"Iya sebentar, Pak. Ini saya udah di depan hotel."
"Cepet langsung ke ruang makan. Ada Bhanu, Ajeng, sama Kamal juga di sini."
"Baik, Pak."
Setelah memastikan sambungan telpon sudah terputus, aku langsung berlari masuk ke dalam hotel yang menjadi tempat menginap para atlet.
Saat aku masih berada di Istora tadi, Pak Tono menelpon dan menyuruhku datang ke hotel untuk membahas tentang persiapan Indonesia Open. Aku terlambat karena harus pulang terlebih dahulu untuk mengambil beberapa baju dan file-file penting.
Tidak lupa berpamitan dengan Mami karena aku akan menginap selama Indonesia Open berlangsung.
Aku melewati loby setelah mengecek pemesanan kamar hotel yang dilakukan oleh Pak Tono atas namaku. Tapi tiba-tiba ada yang menabrakku dari belakang sampai papperbag yang aku pegang jatuh ke lantai.
"Maaf-maaf, Mbak! Saya gak sengaja!" ucap gadis yang menabrakku, dia menunduk untuk membantu mengambil papperbag.
"Gapapa kok." aku sudah siap memberikan senyuman maklum, tapi saat gadis itu mendongak, mataku langsung melotot kaget.
"Farsya!"
Ya Tuhan, apakah hari ini menjadi hari keberuntungan Fajar setelah dia memenangkan laga semifinal?
"Astaga, ternyata Mbak Letta." Farsya tersenyum senang sambil menyodorkan papperbag ke arahku.
Aku ikut tersenyum, sepertinya aku bisa menepati janji untuk membantu Fajar. "Kamu apa kabar, Sya? Udah lama banget kita gak ketemu."
"Alhamdulillah, kabar aku baik. Mbak Letta sendiri gimana?" gadis cantik yang memakai jilbab berwarna hitam itu masih mempertahankan senyumannya.
"Puji Tuhan, aku juga baik. Kamu ngapain di sini? Ada perlu apa?"
Farsya mengangkat dua kantong belanja dengan salah satu logo brand terkenal. "Mau kasih kado buat atlet bulutangkis, katanya boleh nitip sama resepsionis."
Ah, pantas saja loby hotel dipenuhi dengan buket bunga dan beberapa kotak kado. Ternyata panitia mengizinkan fans untuk mengirim barang kepada atlet.
"Emangnya kado buat siapa? Mungkin aku bisa bantu." kalian pasti mengetahui maksud dari pertanyaanku.
"Buat A' Fajar sama Mas Rian, hari ini mereka main bagus banget sampe bisa masuk final." jawab Farsya dengan semangat.
Gotcha! Fajar Alfian benar-benar harus melakukan sujud syukur.
"Kamu bisa nitip sama aku, nanti aku yang ngasih kadonya secara langsung ke mereka."
Farsya terkejut dengan ucapanku. "Ini seriusan, Mbak? Mbak Letta mau bantuin aku?"
Aku mengangguk antusias. "Cuma ngasih kado doang."
"Oh iya, Mbak Letta 'kan pacarnya Mas Kevin. Pasti gampang kalau cuma nitip kado." ucap Farsya sambil terkekeh pelan.
"Gak gitu juga, Sya. Aku ke sini karena ada urusan kerja, bukan karena status pacarnya Kevin. Jadi sekalian aja nitip sama aku."
Farsya mengangguk dan memberikan dua kantong belanjanya kepadaku. "Salamin buat A' Fajar sama Mas Rian juga ya."
"Instagram kamu masih aktif 'kan? Nanti aku kirim bukti fotonya." balasku sambil menerima dua kantong belanja dari Farsya.
"Aku udah gak main instagram, Mbak. Soalnya sibuk sama persiapan nikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Chance {Kevin Sanjaya}
Teen FictionTentang aku yang mendapat kesempatan untuk bersama dengannya lagi.