Keadaan lapangan Pelatnas terasa lebih sepi dari biasanya karena jam latihan hanya berlangsung setengah hari, namun masih ada beberapa atlet yang melakukan latihan tambahan. Kevin adalah salah satunya.
Walaupun minggu depan dia akan dipulangkan ke club karena libur Natal dan akhir tahun.
Kevin menunduk, membiarkan semua keringatnya turun membasahi lantai. Laki-laki itu menatap ke arah raket yang senarnya sudah putus. Tadi dia sengaja melakukan smash kuat untuk meluapkan kegundahannya.
Sudah tiga hari sejak turnamen Indonesia Open selesai, dan sejak saat itu juga Kevin tidak bisa berkomunikasi dengan Aletta. Gadis itu memblokir kontaknya dan tidak menjawab pesan yang Kevin kirim melalui instagram.
Kevin tidak pernah membayangkan dirinya bisa mengalami kejadian yang sama seperti tiga tahun lalu saat Aletta meninggalkannya untuk pertama kali.
Menyesal? Tentu saja. Sekarang dia tidak tahu harus bagaimana.
Kevin tidak ingin merepotkan Fajar dan Rian lagi, sebab Kevin mendengar kalau kedua laki-laki itu juga memiliki masalah masing-masing. Rian dengan pacarnya--Ajeng, dan Fajar dengan gadis yang sedang dia dekati.
Kevin cukup tahu diri untuk tidak mengganggu mereka.
"Vin!"
Mendengar namanya dipanggil membuat Kevin mendongak, dia mendapati Arsen dan Valle yang sedang berkacak pinggang tepat di hadapannya.
Dahi Kevin berkerut heran, tidak biasanya pasangan suami istri itu mengunjungi Pelatnas.
"Lo berdua ngapain?" tanya Kevin sambil menatap Valle dan Arsen secara bersamaan.
Tanpa menjawab pertanyaan Kevin, Valle langsung maju dan memberikan tamparan di pipi mulus Kevin.
Plak!
Tidak terlalu kuat memang, tapi tindakan Valle berhasil membuat Kevin meringis dan memegang pipi kanannya.
"Kenapa sih, Val?!"
Wanita yang sedang hamil itu menatap Kevin dengan dagu yang diangkat tinggi. "Anggap aja itu hadiah Natal dari gue karena lo udah bikin Ale nangis."
Mata Kevin membulat karena terkejut, perkataan Valle sudah cukup menjelaskan kalau dia tahu tentang masalah Kevin dengan Aletta.
"Lo tau?" Kevin berucap pelan sambil menurunkan tangan dari pipinya yang sedikit terasa perih.
"Kita berdua tau, Ale yang cerita." jawab Arsen, dia merangkul Valle untuk membuat istrinya tenang.
"Mami Yash tau?" Kevin kembali bertanya dan menatap Arsen dengan gusar, dia takut kalau Mami Yashinta--Ibunya Aletta--tahu tentang masalah ini.
Arsen menggeleng. "Tante Yash gak tau, dan gue harap jangan sampe beliau tau."
Kevin menghembuskan napasnya pelan, dia sedikit lega karena setidaknya masalah ini belum terlalu besar. Kalau orang tua Aletta dan orang tuanya tahu tentang masalah ini, mereka semua pasti kecewa.
Valle membuka tas dan melempar sebuah undangan ke arah Kevin, yang ditangkap dengan sigap oleh laki-laki itu. "Gue marah sama lo, Vin. Tapi kebahagiaan Ale lebih penting dari amarah gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Chance {Kevin Sanjaya}
Genç KurguTentang aku yang mendapat kesempatan untuk bersama dengannya lagi.