chapter-16

2.9K 241 15
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Ajeng akhirnya datang juga. Yaitu hari dimana para atlet bulutangkis Indonesia datang ke Finlandia.

Menurut jadwal penerbangan, mereka akan sampai pukul 12 siang waktu setempat. Hal itu membuat Ajeng langsung bersiap-siap sejak pukul 8 pagi. Katanya, dia tidak ingin terlihat jelek saat berada di depan Jombang. Dasar bucin.

Ajeng, Mbak Fitri, Mas Surya, dan Mas Denis sudah berangkat ke bandara untuk menjemput tim Indonesia. Sedangkan aku malah ditarik paksa oleh Gerald--salah satu orang Indonesia yang menjadi staff BWF--untuk mengikuti rapat pagi.

Laki-laki yang seumuran denganku itu sangat mirip dengan Fajar, karena sama-sama menyebalkan. Aku pikir Gerald adalah tipe orang yang diam dan kalem seperti Mas Tama, tapi ternyata itu hanya imajinasiku saja.

"Muka lo gak usah ditekuk gitu, Ta."

Aku mendelik kesal ke arah Gerald yang duduk di hadapanku. "Suka-suka gue dong."

Dia tertawa saat mendengar jawabanku yang tidak santai. "Rapatnya udah selesai, jadi gak usah kesel lagi."

"Tetep aja gue gak bisa ikut jemput tim Indonesia! Dan, itu gara-gara lo!" ucapku dengan sewot.

Rapat memang sudah selesai 10 menit yang lalu, jadi kami berdua memutuskan untuk duduk di ruang makan. Tentunya sambil menikmati sarapan.

"Santai, Ta, santai." Gerald menyodorkan segelas susu ke arahku.

Dengan gerakan kasar, aku mengambil susu itu dan meminumnya. Demi apapun, aku benar-benar kesal dengan Gerald. Kalau saja dia tidak memaksaku, maka sudah dipastikan aku akan ikut pergi ke bandara.

"Kalau nanti mereka dateng, gue harus jadi orang pertama yang nyambut mereka." ucap Gerald dengan senyum anehnya.

"Harus banget?" tanyaku dengan perasaan yang masih kesal.

"Iya dong, gue mau ketemu sama pujaan hati gue. Calon Ibu dari anak-anak gue."

Seketika jiwa penasaranku bergejolak saat mendengar ucapan Gerald. "Siapa-siapa?"

"Bebep gue, Gregoria Mariska Tunjung." jawab Gerald dengan bangga.

Aku langsung memasang ekspresi datar dan melempar tissue ke arah laki-laki itu. "Najis! Halu lo!"

"Biarin." balas Gerald sambil menjulurkan lidahnya.

"Awas aja kalau lo berani deketin Jorji, gue tebas kepala lo." ancamku.

"Gak takut."

Ting!

Aku tidak menyahuti ucapan Gerald dan memilih untuk melihat ponselku yang berbunyi. Muncul notifikasi pesan masuk dari Ajeng.

Ajeng Pratiwi :
Lo dimana, Mbak? Gue sama yang lain ada di loby.

Aku langsung berdiri saat membaca pesan dari Ajeng. Kalau Ajeng sudah sampai di hotel, berarti rombongan atlet Indonesia juga sudah sampai.

"Rald, ke loby sekarang!"

Buru-buru aku menarik Gerald dan membawanya menuju lift. Masa bodo dengan makanan yang belum habis, yang harus diutamakan sekarang adalah menyambut rombongan atlet Indonesia.

***

"Mbak Letta!"

Suara nyaring milik Ajeng membuat rombongan tim Indonesia langsung menengok ke arahku. Ditatap oleh banyak orang seperti itu benar-benar membuatku merasa gugup.

Bukannya menghampiri mereka, aku lebih memilih menghampiri resepsionis untuk mengambil kartu akses kamar yang sudah dipesan khusus untuk tim Indonesia.

Another Chance {Kevin Sanjaya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang