Tahun baru, awal yang baru.
Aku memilih untuk melupakan kejadian buruk yang terjadi pada tahun kemarin, dan memulai semuanya dari awal. Termasuk hubunganku bersama Kevin.
Kami berdua sepakat memulai hubungan yang baru, dengan berusaha untuk saling terbuka dan percaya.
Aku benar-benar merasa nyaman dengan hubungan yang kami jalani sekarang, tidak ada keraguan sedikitpun.
Komunikasi kami juga berjalan lancar, walaupun Kevin sangat sibuk dengan turnamen-turnamen yang mulai padat di tahun ini.
"Mau langsung pulang, Ta?"
Aku yang sedang membereskan tas, langsung mendongak untuk menatap Bhanu setelah mendengar pertanyaannya.
"Iya nih, soalnya Mas pacar baru balik dari Birmingham." aku membalas sambil tersenyum lebar.
Bhanu menampilkan wajah meledek. "Yang punya pacar emang beda ye."
"Salamin ke dia, selamat karena hattrick All England." tambah Bhanu.
"Siap! Yaudah gue duluan ya, Nu."
"Dadah."
Aku pergi meninggalkan Bhanu yang sepertinya masih membereskan pekerjaannya. Suasana ruang divisi periklanan terasa sangat sepi karena kehilangan beberapa anggota.
Ajeng memutuskan berhenti bekerja untuk melaksanakan keinginan Ibunya, yaitu menikah. Sedangkan Kamal dipindahkan ke tim kamera, mengingat dia sangat berbakat dalam memotret.
Rasanya benar-benar tidak rela ketika harus berpisah dengan mereka berdua. Walaupun sudah saling mengenal sejak lama, aku merasa tidak memiliki waktu yang banyak bersama mereka.
Berbicara tentang waktu, aku jadi teringat dengan Kevin. Laki-laki itu mengalami kenaikan prestasi dalam jangka waktu yang tidak sebentar, dan aku sangat bersyukur karena bisa menemaninya.
Kemarin aku dibuat bangga oleh Kevin atas kemenangannya di All England. Dia berhasil meraih gelar yang berharga untuknya.
Aku mematikan mesin mobil ketika sudah berhasil parkir di halaman rumah Kevin. Hari ini aku berniat membuat pesta kecil untuk merayakan kemenangan Kevin. Sepertinya memasak steak bukan ide yang buruk.
Mobil biru yang terparkir rapih di samping mobilku menandakan kalau Kevin sudah pulang. Sejak beberapa minggu yang lalu, dia memutuskan untuk tidak lagi tinggal di asrama.
"Kevin kemana, Bi?" aku bertanya kepada Bi Nani sambil meletakkan tas di sofa yang berada di depan TV.
Bi Nani terkejut saat mendengar pertanyaanku, beliau berbalik badan dengan tangan yang memegang dada.
"Ya ampun, Non Letta! Bikin kaget aja!"
Aku terkekeh pelan, salahku juga karena tidak mengucap salam terlebih dahulu. "Maaf ya, Bi."
"Mana Kevin?" aku kembali bertanya kepada Bi Nani.
Beliau menunjukkan wajah bingungnya. "Mas Kevin belom pulang, Non. Cuma tadi Mas Deri dateng bawain kopernya."
"Tapi di depan ada mobil."
"Mas Kevin gak bawa mobil, waktu mau berangkat juga dijemput sama temennya."
"Ck, kebiasaan banget."
Bunyi dering ponsel membuatku menghentikan gerutuan, aku merogoh saku rok untuk mengambil ponsel.
Aku menjawab telpon tersebut setelah melihat nama yang tertera di layar.
"Lo dimana? Kenapa belom pulang?" tanpa menyapa terlebih dahulu, aku langsung memberikan pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Chance {Kevin Sanjaya}
Novela JuvenilTentang aku yang mendapat kesempatan untuk bersama dengannya lagi.