17. Hari yang melelahkan.

4.3K 442 14
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Happy Reading!

•••

"Jadi istri yang shalihah ya Likha," ucap Bilqis seraya mengusap lembut pucuk kepala Zulaikha yang di balut oleh hijabnya.

Zulaikha tersenyum lalu mengangguk. "Mama sama papa, jaga kesehatan ya. Likha izin pamit."

"Iya sayang," ucap Bilqis dan Akhtar.

"Ma, pa. Yusuf dan Likha pamit pergi," ucap Yusuf.

Akhtar dan Bilqis mengangguk.

"Hati-hati nak," ucap Bilqis.

"Iya ma."

Zulaikha dan Yusuf pun menyalimi punggung tangan kanan Bilqis dan Akhtar.

"Assalamualaikum." pamit mereka.

"Waalaikumsalam."

Yusuf menarik kopernya dan memasukkannya ke dalam garasi mobil, keduanya hari ini akan pergi ke Bandung, ke tempat kediaman Yusuf, dan tentu saja tempat menimbanya Zulaikha untuk belajar, di pondok pesantren milik ayah Yusuf.

Di dalam mobil terjadi keheningan, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Likha..." panggil Yusuf.

"Hm."

"Kenapa?"

"Gapapa kak."

"Likha sedih?"

"Nggak, gue eh Likha pengen cepet-cepet sampai di Bandung. Gue eh aku pengen main sama Humaira lagi."

Yusuf terkekeh pelan mendengar cara bicara Zulaikha yang masih belepotan, uh gemes banget sih. "Nanti kita main lagi."

"Siap!"

"Yaudah mending sekarang Likha tidur, perjalanan masih jauh," ucap Yusuf.

Zulaikha mengangguk, lalu mata itu pun terpejam. Yusuf tersenyum melihatnya, lalu ia pun mengusap lembut tangan mungil Zulaikha.

•••

"Likha bangun..." ucap Yusuf seraya menoel pipi chubby Zulaikha.

Zulaikha menggeliat kecil, lalu ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Udah sampai ya?" tanya Zulaikha.

"Belum, kita makan siang dulu ya. Nanti kamu sakit," ucap Yusuf.

Zulaikha tersenyum geli, ya ampun kenapa suaminya ini perhatian sekali sih? Ciee suami nih yee..

"Ayo! Likha emang udah laper nih."

Keduanya pun berjalan masuk ke dalam restauran, lalu mereka duduk di kursi yang terletak di paling pojok restauran, mereka pun memesan dua porsi ayam geprek dan dua es teh manis.

Selagi menunggu pesanan mereka datang, Zulaikha memainkan ponselnya. Matanya membulat lebar di kala ia membaca pesan dari kontak yang bernama Theo. Ya Tuhan ia lupa jika kemarin ia mengajak ketemuan dengannya.

Theo

Sayang kok kamu nggak jadi ke cafe? Aku nungguin kamu sampai malam loh?

Sayang, Shera, Kirani dan Rani cerita sama aku kalo kamu kemarin ke mall sama saudara sepupu cowok kamu. Kamu kan nggak punya sepupu cowok?

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang