39. Pengakuan.

3.4K 361 25
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

Mobil BMW hitam memasuki kawasan pesantren, mengundang atensi semua para santri yang berada di sana. Dari dalam mobil itu keluar Yusuf, Zulaikha, Zahra dan Hasan. Dengan telaten Yusuf menggendong Zulaikha untuk naik ke kursi rodanya, lalu mendorongnya masuk menuju ndalem.

Seluruh para santri di buat terkejut dengan perilaku Yusuf yang tidak biasanya ia perlihatkan. Yusuf tak menghiraukan tatapan terkejutnya para santri kepadanya, ia terus mendorong kursi roda Zulaikha untuk memasuki ndalem.

Bisikkan demi bisikan dari para santri sayup-sayup terdengar di telinga Zulaikha.

"Kok Likha di gendong Gus Yusuf?!"

"Ada apa dengan Likha dan Gus Yusuf?"

"Apa mereka mempunyai hubungan spesial?"

"Kak, Likha takut..." ucap Zulaikha, gadis itu terus menundukkan kepalanya.

"Naikkan dagumu nak. Jangan takut, kamu adalah bagian dari keluarga kita. Kamu adalah seorang Ning. Jangan sembunyikan lagi," ucap Zahra seraya tersenyum manis ke arah Zulaikha.

"Iya sayang, kamu adalah milik aku, dan aku milik kamu. Jangan takut, saatnya pernikahan kita harus di ketahui semua orang," ucap Yusuf.

Zulaikha tersenyum lalu kepalanya perlahan mengangguk. "Iya, Likha sudah siap kak!" ucapnya.

"Dua hari lagi hari kelulusan, Likha. Sudah siap kan?" tanya Yusuf. Zulaikha pun mengangguk mantap.

•••

Hari kelulusan telah tiba, dan selama dua hari itu juga Zulaikha berada di ndalem. Pagi ini Zulaikha sudah rapih dengan seragam kelulusannya, gaun putih yang menjuntai kelantai membuat ia semakin terlihat sangat anggun.

Suara microfon terdengar dari aula pertanda acara sudah di mulai. Zulaikha yang saat ini masih setia di depan cermin, entah kenapa ia begitu takut. Takut jika orang lain menilai jika ia tidak pantas bersanding dengan Yusuf, Gus mereka.

Ceklek

Yusuf membuka pintu. Sesaat Zulaikha terpana akan ketampanan yang ada pada diri Yusuf. Yusuf pemuda itu mengenakan gamis putih dengan sorban putih yang melekat pada kepalanya.

Yusuf berjalan mendekati Zulaikha, pemuda itu bersandar di ceruk leher Zulaikha, lalu menghirup rakus aroma vanilla yang terkuar di tubuh Zulaikha.

"Aroma vanilla, aku suka," ucap Yusuf.

"Aromanya doang nih?"

"Semuanya, semua yang ada pada diri kamu aku suka," ucap Yusuf seraya tersenyum manis.

Zulaikha tersipu malu. Yusuf memang selalu punya cara untuk membuat jantungnya konser.

"Jangan baperin Likha terus, kak!"

Yusuf terkekeh geli. "Iya iya sayang."

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang