26. Inisial A?

3.3K 358 5
                                    

Sebelum baca Nidaa mau nanya dong, kalian nemu cerita ini darimana? Dan kalian tinggal di mana aja nih? Kalo Nidaa di Bekasi wkwkw, ada orang Bekasi juga?

Kira-kira cerita ini menurut kalian seru nggak? Plis coment wkwk

Sudah tekan bintang di pojok kiri?

Sudah?

Oke, Happy Reading!

•••

Seminggu sudah sejak kematian Silvana. Zulaikha gadis itu juga sudah kembali ke asrama, benar dugaan Wardah, Salamah dan Nada jika Zulaikha akan menjadi bahan buliyan oleh para santri putri yang fanatik dengan Gus Yusuf. Seperti saat ini, Zulaikha di tarik paksa oleh tiga santri putri yang tak lain adalah Nazifah, Ayudhia dan Dita menuju gedung sekolah lantai tiga.

Dengan susah payah Zulaikha terus memberontak, tetapi tenaganya tak kuat melawan tiga orang sekaligus.

"Lepasin gue! Kalian mau bawa gue kemana?!" pekik Zulaikha.

Tak ada sahutan dari ketiganya, namun pintu gudang di buka lebar oleh Nazifah, lalu dengan kasar Ayudhia dan Dita menghempaskan tubuh Zulaikha sampai terhempas di lantai yang sangat berdebu.

"Awwwss!" rintihnya, lalu cairan kental berwarna merah keluar dari hidung Zulaikha.

Dengan kasar Nazifah, mencengkram rahang Zulaikha, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Ini balasan buat lo karena lo udah membunuh Silvana!" bentak Nazifah.

BYUR

Seember air kotor membasahi tubuh Zulaikha. Dita, sang pelaku hanya tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Zulaikha yang sudah sangat kotor.

"Hahahah, ini balasan lo karena lo udah kecentilan sama Gus Yusuf! Heh, sadar, lo para beberapa bulan di sini, dan lo udah berani kecentilan gitu? Murahan tau nggak!" hardik Dita.

Setetes cairan bening keluar dari pelupuk mata indah Zulaikha, kenapa sekarang ia selemah ini? Dan kenapa ia di fitnah yang bahkan tidak pernah ia lakukan?

"Kalian boleh nuduh gue yang nggak-nggak! Tapi asal kalian tau gue sama sekali nggak membunuh Silvana!" sergah Zulaikha.

"Maling mana ada yang ngaku! Yuk guys kita pergi dari sini, kita tinggali aja dia di sini," ucap Ayudhia.

"Hahahah bener, ini kan gudang angker banget," sambung Dita.

"Ayo kita pergi, enek gue lama-lama deketan sama orang munafik!" ucap Nazifah.

Setelah mengatakan itu, mereka pun pergi meninggalkan Zulaikha yang sudah terkulai lemas, dan dengan teganya mereka mengunci pintu gudang, sehingga Zulaikha tak bisa keluar.

"Dita, tolong bukain pintunya! Gue takut, hiks!" raungnya di sertai tangisan. Namun, bukan malah kasihan justru mereka tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, udah lo di situ aja nemenin Mbak Kunti, hahahah," sahut Nazifah di sertai gelak tawa.

"Hahahah, bye Likha..." ucap Dita, lalu suara derap langkah mereka pun kian menjauh.

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang