28. Sepenggal kisah dimasa lalu.

3.4K 334 8
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Happy Reading!

•••

Setelah mendapatkan titik terang dari kasus kematian Silvana, Zulaikha kembali menjalankan aktivitas-nya seperti biasa, tak ada lagi yang menuduhnya sebagai pembunuh, karena memang ia sama sekali tidak bersalah.

Namun di pikirannya saat ini masih janggal tentang mawar hitam, sebuah surat, serta buku diary Ning Indri. Jadi, maksud dari ketiga benda yang ia dapatkan apa? Karena kematian Silvana tak ada sangkut pautnya dengan ketiga benda yang ia dapatkan selama ini. Apa mungkin itu adalah orang yang hanya iseng dengannya?

Pertanyaan demi pertanyaan terbesit di dalam benak Zulaikha.

"Ekhem, Likha kenapa bengong?"

Tiba-tiba terdengar suara Yusuf masuk ke indra pendengarannya, lantas membuyarkan lamunannya.

"Maaf kak, eh Gus Likha tadi bengong," ucap Zulaikha spontanitas.

Sial! Ia melakukan kesalahan, barusan ia memanggil apa? Kak? Hayolah kenapa bisa keceplosan seperti ini?

"Hah, kamu barusan manggil Gus Yusuf dengan sebutan Kak?" ucap Nada tak percaya, tentunya ucapan Nada mengundang seisi kelas untuk menatap Zulaikha.

"Jangan di bahas! Mungkin tadi Likha hanya spontanitas," ucap Yusuf.

"Iya, tadi aku cuman spontan aja soalnya tadi aku bengong. Maaf ya Gus," ucap Zulaikha.

"Nggak apa-apa, fokus kembali ya. Dan simak penjelasan saya," ucap Yusuf, yang di balas anggukan kepala oleh Zulaikha.

Memang saat ini adalah pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, yang di ajarkan oleh Gus Yusuf, sedari tadi pemuda itu menerangkan materi tetapi tak sedikitpun masuk kedalam otak Zulaikha, karena pikiran gadis itu masih berkeliaran mencari titik terang dari teror yang selama ini ia dapatkan.

Sebenarnya siapa dalang dari semua teror ini?

KRING...KRING...

Bel pulang terdengar di seluruh penjuru pesantren, para santri mulai berhamburan keluar dari sekolah, begitupun kelas XIIA, Yusuf langsung segera menutup pembelajaran-nya hari ini.

"Baik, kalian boleh pulang ke asrama," ucap Yusuf.

"Baik Gus," jawab mereka serentak.

Para santri pun mulai keluar dari dalam kelas, begitu juga Zulaikha dengan ketiga sahabatnya, keempatnya berjalan melewati Gus Yusuf dengan kepala yang tertunduk. Saat berpapasan dengan Zulaikha, senyuman terukir di wajah Yusuf, sungguh jika di sini sudah tidak orang ia pastikan Zulaikha sudah berada di dalam pelukannya.

Yusuf memicingkan mata saat satu objek menarik pusat perhatiannya, dengan sedikit berlari ia mengejar Zulaikha yang sudah cukup jauh dengannya.

"Likha!" panggil Yusuf.

Zulaikha yang merasa dirinya di panggil, ia pun menoleh ke belakang, ternyata Yusuf sudah berada tepat di belakangnya.

Yusuf melepaskan jas hitamnya, lalu menyodorkannya kepada Zulaikha.

"Nih ambil jas aku, buat tutupi belakang kamu. Kamu sedang udzur," ucap Yusuf pelan, namun tanpa sadar sikap Yusuf tadi sudah menjadi pusat perhatian para santri yang berada di sana.

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang