29. 010122?

3.3K 351 26
                                    

Maaf slow update

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Happy Reading!

•••

Aroma minyak kayu putih masuk ke dalam indra penciumannya, membuat Indri mengerjapkan matanya beberapa kali. Hal yang pertama kali ia lihat adalah sosok Zulaikha, Nada, Salamah dan Wardah. Rupanya aroma minyak kayu putih berasal dari Zulaikha, karena gadis itu kini sedang mempoleskannya di kening Indri.

"Alhamdulillah, Ning Indri sudah sadar," ucap Zulaikha.

"Saya dimana?" tanya Indri.

"Ning sekarang ada di ndalem, tadi Ning pingsan di serambi masjid. Alhamdulillah kami lewat, jadi kami berempat bawa Ning ke ndalem," ucap Zulaikha.

Indri terdiam sejenak, entah kenapa di lubuk hatinya ia berharap jika Yusuf lah yang membopongnya, seperti saat itu ia membopong Zulaikha, tapi kenapa ini berbeda?

"Ning, makan dulu bubur-nya ya," ucap Salamah.

"Letakan saja di situ, nanti saya makan. Oh iya, maaf bisakah kalian keluar? Saya ingin istirahat," ucap Indri lembut.

"Oh baik Ning, kami izin pamit," ucap Wardah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Zulaikha, Salamah, Wardah dan Nada pun keluar dari kamar, ia berjalan menuju pintu keluar ndalem. Namun sebuah panggilan membuat langkah mereka terhenti.

"Teh Likhaaaa!" panggil Humaira sedikit teriak.

Gadis kecil itu pun lantas berlari menuju Zulaikha.

"Eh, Humaira cantik," ucap Zulaikha.

"Teh Likha kita main yuk!" ajak Humaira.

"Emm, gimana ya? Main nggak yaaa?"
ucap Zulaikha seraya berpura-pura sedang berfikir.

"Ih, ayo teh main! Humaila kangen main sama teh Likha!" ucap Humaira.

"Yaudah Likha, kamu temenin Humaira main dulu," ucap Wardah.

"Oke deh, teteh mau main sama Humaira, tapi sebentar aja ya?" ucap Zulaikha.

"Siap teh!"

"Yaudah Likha, kita duluan ke asrama ya," ucap Salamah.

"Iya, Sal."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah kepergian Salamah, Wardah dan Nada barulah Zulaikha menggendong tubuh mungil Humaira, gadis itu juga beberapa kali mencium pipi chubby Humaira.

"Teh kita main di belakang ndalem yuk, ada Bang Yusuf juga di sana," ucap Humaira.

"Boleh."

Zulaikha pun berjalan menuju belakang ndalem, benar saja di sana terdapat Yusuf yang sedang duduk di kursi panjang di bawah rindangnya pepohonan.

"Abang! Lihat Humaila bawa siapa!" ucap Humaira, lantas Yusuf pun membalikkan badannya, senyuman pun merekah di kedua sudut bibirnya saat matanya beradu dengan manik mata Zulaikha.

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang