27. Persidangan.

3.7K 372 2
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Maaf slow update, karena vote-nya sepi. Kalo vote-nya banyak aku bakal sering update kok.

Happy Reading!

•••

Awan hitam menggumpal di langit pada pagi ini, karena di dominasi oleh mendung, walaupun langit tak cerah tak sedikitpun mengurangi semangat empat gadis yang sedang membersihkan halaman di depan ndalem, mereka adalah Zulaikha, Salamah, Wardah dan Nada. Karena pagi ini mereka bertugas untuk membersihkan ndalem.

Zulaikha dan Salamah yang sibuk membersihkan taman dengan sapu lidinya sedangkan Wardah dan Nada sibuk menyiram bunga.

Hari Ahad, adalah tugas para santri untuk membersihkan kawasan pesantren, ada yang membersihkan halaman belakang, toilet, ndalem, dll.

"Nada, lo kemarin gapapa kan?" tanya Zulaikha mengingat kejadian kemarin saat mereka berada di toilet.

"Seharusnya aku yang nanya sama kamu, kamu gapapa kan?" tanya balik Nada.

"Gue mah gapapa kali!" tukas Zulaikha.

"Aku juga gapapa kok, Likha," ucap Nada. "Kenapa sih mereka itu jahat banget sama kamu? Apa karena kamu deket sama Gus Yusuf?" tanyanya.

"N-ngak tau, aku nggak deket kok sama Gus Yusuf!" tukas Zulaikha.

Nada menghembuskan nafas-nya. "Aku punya mata Likha, dan aku bisa bedain perlakuan Gus Yusuf ke kamu itu beda." ungkapnya.

"Kalian kenapa malah ngobrol? Ini masih jam piket," ucap Ning Indri yang baru saja keluar dari ndalem.

"Afwan Ning, ini kami mau melanjutkan piket," ucap Salamah.

"Biasakan di siplin ya, lihat santri yang lain tidak ada yang mengobrol, jika waktunya piket ya piket, mengerti?" ucap Ning Indri.

"Mengerti Ning," balas mereka serentak.

"Baiklah saya pamit, assalamua'laikum." pamitnya.

"Waalaikumsalam Ning."

Zulaikha memperhatikan Ning Indri yang kian menjauh dari tempatnya, lalu ia memicingkan kedua matanya saat satu objek menarik pusat perhatiannya.

Buku bersampul hitam.

Buku yang sama persis yang ia temukan saat di gudang sama persis dengan buku yang berada di tangan Ning Indri.

Apa maksudnya ini? Apa buku yang bersamanya milik Ning Indri? Atau hanya mirip saja?

Atau...

"Astagfirullah, Likha kamu nggak boleh mikir macem-macem tentang Ning Indri! Beliau orang baik, nggak mungkin beliau lakuin itu!" tukasnya berusaha menepis pikiran buruk tentang Ning Indri.

"T-tapi buku sampul hitam itu sama persis sama yang gue temuin di gudang?" gumamnya lagi.

"Likha! Ayo lanjut piket lagi nanti ketauan Ning Indri di marahin lagi kita," ucap Nada membuyarkan lamunan Zulaikha.

"Oh iya, Nad."

•••

Datangnya Zulaikha yang baru saja memasuki ndalem, mengundang atensi seisi ndalem. Di ruang keluarga terdapat Yusuf, Bunda Zahra, Ayah Hasan dan Humaira yang sedang bersantai-santai.

"Eh nak Likha, ya ampun anak Bunda, baru main kesini lagi!" ucap Bunda Zahra yang langsung memeluk tubuh Zulaikha.

Zulaikha terkekeh geli mendengarnya. "Bunda bisa aja nih!" tukasnya.

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang