3. Raudhatul Jannah.

5.4K 512 83
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Happy Reading!

•••

Hari ini adalah hari terakhirnya Zulaikha bersekolah di Trisakti High School, dimana Zulaikha akan segera meninggalkan sekolah tercintanya. Saat ini ia sedang berada di kelas, tentunya ia akan berpamitan kepada teman-temannya.

Suasana haru tercipta di kelas XII IPA1, teman-temannya tak menyangka jika Zulaikha akan meninggalkan mereka.

Zulaikha adalah sosok yang bar-bar, pasti kepergiannya nanti akan membuat suasana kelas akan menjadi sepi.

Rani, Shera dan Kirani memeluk erat Zulaikha. Rasanya mereka tak ingin melepaskan pelukan itu. Mereka sudah bersahabat sejak mereka pertama kali masuk SMA, mereka sudah mengenal satu sama lain. Zulaikha sosok yang bar-bar, Shera sosok yang tegas, Kirani sosok yang lembut sedangkan Rani sosok yang pemberani. Tanpa Zulaikha rasanya geng mereka tidak akan lengkap.

"Hiks, sumpah tanggung jawab! lo udah bikin gue nangis pagi-pagi gini anjir!" ucap Rani, ia menghapus jejak air mata di pipinya.

"Lo jahat banget sih! Lo berpisah sebelum waktunya Likha!" ucap Kirani.

"Gue nggak nyangka lo beneran ninggalin kita," ucap Shera.

"Hiks, m-maaf. G-gue juga nggak mau. T-tapi gue nggak ada pilihan lagi. G-gue harus nurutin kemauan nyokap gue. M-maaf," lirih Zulaikha. Sejujurnya ia tidak mau berpisah dengan sahabat-sahabatnya itu.

"Ah Likha, gue pasti bakalan kangen banget sama lo nanti!" ucap Kirani.

"Gue juga," balas Zulaikha.

"Likha... " panggil Theo.

Semua murid memberikan ruang untuk Theo berjalan ke arah Zulaikha. Mereka semua keluar dari kelas, membiarkan Theo mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya.

Theo menatap sendu Zulaikha, tanpa aba-aba bulir bening keluar dari pelupuk mata Theo.

"Gue cengeng ya?" ucap Theo.

Zulaikha menghapus air mata Theo.

"Nggak! Kamu nggak cengeng. M-maaf..."

Theo menarik tangan Zulaikha untuk masuk kedalam pelukannya. Theo memeluk erat Zulaikha, seolah tak mengizinkan Zulaikha untuk pergi dari sisinya.

Theo membelai lembut pucuk rambut Zulaikha.

"Aku janji akan jemput kamu nanti," bisiknya.

"Aku tunggu kamu ya."

"Iya sayang."

Zulaikha sangat nyaman dengan posisi ini, dengan rakus ia menghirup aroma parfum Theo. Pemuda itu selain tampan tapi juga sangat wangi.

Theo melepaskan pelukannya, lalu menghapus jejak air mata Zulaikha.

"Janji sama aku jangan pernah berubah ya, harus jadi Likha yang aku kenal," ucap Theo.

"Janji!"

"Boleh aku melakukan itu sekali lagi? Untuk mengucapkan salam perpisahan?" ucap Theo.

Zulaikha mengangguk kecil, lalu Theo pun menyamakan tingginya dengan tinggi Zulaikha, lalu memajukan wajahnya, dan menyatukan bibirnya dengan bibir Zulaikha. Theo menyesap lembut bibir manis Zulaikha beberapa kali.

Theo mengacak gemas rambut Zulaikha.

"Selamat jalan sayangnya Theo," ucap Theo.

"Aku pamit ya The."

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang