32. Masalalu Yusuf?

3.2K 344 10
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Oh iya yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh iya yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

Malam ini suasana pondok pesantren Raudlatul Jannah sangat berbeda dari biasanya, karena pada malam ini di pesantren Raudlatul Jannah sedang diadakan acara milad Humaira yang ke-6 tahun. Suasana aula kini sudah di penuhi oleh para santri putri maupun santri putra.

Seluruh para santri putri maupun putra mengikuti urutan acara, mereka semua juga mendoakan Humaira dengan doa-doa terbaik mereka.

Kini tibalah saatnya pemotongan kue tumpeng, seluruh para santri mengiringnya dengan lagu milad.

"Mabruk alfa mabruk,"

"Mabruuk ‘alaika mabruuk,"

"Mabruuk alfa mabruuk ‘alaika mabruuk,"

"Mabruuk alfa mabruuk yawm miiladik mabruuk."

"Barakalllah fii umrik. Adenya, Abang!" ucap Yusuf sembari menggendong tubuh mungil Humaira.

"Syuklon, Abang!" ucap Humaira.

"Semoga jadi anak yang Sholehah ya, anaknya, Bunda." Zahra sembari mencium kening Humaira.

"Aamiin, syuklon Bunda!"

"Doa yang baik menyertai Humaira," ucap Hasan yang juga mencium kening Humaira.

"Syuklon, Ayah!"

Mata Humaira meliar, karena ia sedang mencari Zulaikha, karena sedari tadi gadis itu tak tampak keberadaannya oleh Humaira.

"Ade!" panggil seseorang, lantas Humaira pun menoleh. Senyumannya pudar karena dia bukanlah Zulaikha melainkan Indri.

"Barakalllah fii umrik, Ade! Makin gede ya!" ucap Indri sembari mencubit pelan pipi gembul Humaira.

"Syuklon, teh Indli." jawab Humaira.

"Oh iya, teteh punya hadiah loh buat Humaira! Semoga Humaira suka ya!" ucap Indri seraya memberikan kado berukuran sedang kepada Humaira.

"Syuklon teh." Humaira mengambil kado itu dari tangan Indri.

"Afwan, sayang."

Cinta sang Gus ✓[Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang