Aurora tengah menunggu abangnya di kursi tunggu yang ada di halaman luar rumah sakit, gadis tersebut masih mengenakan seragam sekolahnya yang sedikit terkena bercak darah sauqi tadi .
"Rora harus gimana sekarang? Rora takut . Tapi rora ga mau bikin yang lain khawatir atau bahkan bikin mereka jadi terluka atau lebih parah dari terluka . Ayah bunda abang rora takut" lirih rora dalam hatinya sembari menghapus dengan kasar jejsk air mata yang jatuh dipipinya
Aprin yang tengah melihat adiknya menuduk sembari menangis pun lantas menghampiri adiknya tersebut .
"De" panggil aprin sembari berjongkong dihadapan rora
Kemudian rora mengangkat kepalanya dan menatap aprin . Rora lantas memeluk abangnya tersebut dengan erat serta diiringi isak tangis yang tidak bisa lagi iya tahan
"Abang" panggil rora disela isak tangisnya
"Hussstt diam gausah nangis ga enak diliatin sama orang yang ada disini" ucap aprin sembari mengelus dengan lembut punggung adiknya tersebut
Kemudian tangis rora berhenti dan ia lepaskan pelukknya pada abangnya .
"Rora ngapain dirumah sakit? Rora sakit" tanya aprin sembari memperhatikan setiap inci tubuh rora
"Ka sauqi bang" jawab rora terpotong karena ia kembali menangis terisak mengingat kejadian ditaman siang tadi
"Sauqi? Kenapa?" Tanya aprin bingung
"Ka sauqi ditabrak sama orang bang" jawab rora sembari menangis
"Kok bisa de? Tanya aprin berdiri dari jongkoknya dan duduk disamping rora
"Apa rora bilang aja kalo ka sauqi jadi masuk rumah sakit karena nyelamatin rora" lirih rora dalam hatinya
"Hei raa kenapa malah ngelamun? Tanya aprin sembari menepuk pundak adiknya
"Roraa ga ngelamun, rora cuman masih syok aja nemuin ka sauqi ditaman tadi" jawab rora berbohong .
Flashback on
"Ka, jangan kasih tau siapa siapa ya kalo gara gara nolongin aku kakak jadi masuk rumah sakit begini." Ucap rora
"Kenapa ra?" Tanya sauqi
"Aku takut keluarga aku jadi khawatir" jawab rora
Sauqi yang bingung dengan maksud ucapan rora hanya menggangguk .
"Plis ya ka jangan kasih tau siapa siapa terutama abang aprin kalo tadi siang aku hampir celaka" mohon rora pada sauqi
"Iya ra iya, yaudah gih kamu pulang ntar dicariin sama orang rumah" sahut sauqi
"Iyaa ka sekali lagi maaf ya ka garagara nolongin rora kakak jadi celaka gini" ucap rora sembari menunduk
"Minta maaf mulu ra dari tadi, lebaran masih lama ra" ledek sauqi untuk mencairkan suasana
"Kaaa" rengek rora
"Iya iya yaudah kalo pulang hati hati, kalo ada apa apa jangan sungkan buat ngabarin aku ." Ucap sauqi
"Iyaa ka" sahut rora kemudian ia pergi meninggalkan ruang rawat sauqi
Flashback off
"Kita masuk lagi ke dalam ya ra, abang mau jenguk sauqi diruangannya" ajak aprin
"Ehh besok aja bang, kata dokter ka sauqi harus banyak istirahat" ucap rora sembari berdiri menahan abangnya
"Hmm yaudah besok kita kesini lagi . Yaudah yuk pulang keburu macet jalanan sore" sahut sauqi sembari merangkul adiknya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenneisha Aurora [Selesai]✔
Ficção AdolescenteQueenneisha Aurora atau sering dipanggil Rora, Dia adalah gadis ceria yang selalu menebar senyum kebagiaan untuk orang-orang disekitarnya . Tapi Rora hanya menutupi semua dengan senyumannya, gadis itu berhasil menipu semua orang seolah dirinya baik...