Ini tepat hampir sebulan Aurora dan Sauqi terbaring koma, teman serta kedua orang tua keduanya setiap hari menjenguk dan menjaga keduanya.
Sampai di suatu hari, Sauqi sadar dari komanya.
Jari-jemari Sauqi perlahan bergerak, Widya pun sadar dan memanggil dokter.
"Alhamdulillah, anak ibu sudah melewati masa koma nya."
Mata Widya berkaca-kaca dan mengucap syukur.
Dan tidak lama kemudian mata Sauqi perlahan terbuka,
"Maa," panggil Sauqi
"Iya sayang, kenapa.? Ada yang sakit,"
"Aurora,"
Wajah Widya kembali menjadi sedih, karena ia teringat akan ucapan Bunda Rora yang mengatakan jikalau Rora sadar ia akan mengalami kelumpuhan total serta buta.
"Aurora ma," ucap Sauqi
"Iya Qi, Aurora ada. Dia masih belum sadar dari komanya,"
Raut wajah Sauqi berubah menjadi sedih,
"Kita berdoa buat kesembuhan Rora ya nak,"
Sauqi mengangguk,
Seminggu setelah sadar dari masa koma Sauqi sudah lumayan membaik, tetapi masih mendapat penanganan khusus karena kakinya yang patah. Serta di saraf kepalanya sedikit ada masalah .
Dan kini, Sauqi tengah duduk di kursi Roda disamping brankar Aurora. Sebenernya ia belum diperbolehkan untuk pergi dari tempat tidurnya, namun ia memaksa untuk pergi ke ruangan Aurora.
"Ra, bangun.! Jangan tidur lama-lama Aurora. Di sini banyak yang nungguin kamu sadar dari koma kamu. Maafin aku Ra, coba aja waktu itu aku nggak bawa kamu pergi ke bukit dan pulang malam itu. Mungkin kecelakaan ini ga terjadi Ra," ucap Sauqi menangis sembari mengingat kejadian di malam kecelakan .
"Maafin aku Ra, maafin aku. Aku udah gagal ngejaga kamu Ra."
Sedangkan Aurora di dalam mimpinya tengah berjalan di suatu tempat yang sangat sepi, dan ia bertemu dengan Alena
"Alen" panggil Rora
Alena hanya tersenyum dan menghampiri Aurora, "Tempat kamu bukan disini, kamu harus kembali. Mereka semua pasti bakal sedih kalo harus kamu tinggal pergi" ucap Alena
"Alen," sahut Rora sembari menangis
Alena kembali tersenyum,kemudian ia pergi melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Aurora.
"Alen,tunggu Rora."
"Jangan tinggalin Rora, Rora takut disini sendirian."
Namun Alena tetap pergi meninggalkan Aurora sendirian . Aurora hanya bisa menangis,
Tanpa sadar Sauqi melihat air mata Aurora jatuh membasahi pipi Aurora.
Tangan Sauqi terulur untuk mengusap air mata Rora,
"Ra, sekali lagi maafin aku. Karena aku kamu jadi begini,"
Kemudian Sauqi keluar ruangan ICU dibantu oleh perawat Rs.
Sore hari pun tiba, kini giliran Zaki dan Aprin yang menjaga Aurora .
Aprin tengah pergi ke kantin, Zaki pun meminta izin kepada dokter untuk masuk ke ruangan ICU untuk melihat Aurora.
Kini Zaki telah masuk di dalam ruangan ICU, nampak jelas raut wajah kesedihan yang Zaki tampakkan melihat sosok perempuan kesayangannya terbaring lemah sedang berjuang untuk melewati masa komanya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenneisha Aurora [Selesai]✔
Novela JuvenilQueenneisha Aurora atau sering dipanggil Rora, Dia adalah gadis ceria yang selalu menebar senyum kebagiaan untuk orang-orang disekitarnya . Tapi Rora hanya menutupi semua dengan senyumannya, gadis itu berhasil menipu semua orang seolah dirinya baik...