RUANG Sunyi: Chapter 4

395 47 9
                                    

RUANG Sunyi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUANG Sunyi!

[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]

Written by Wullandary95

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam ini rembulan diatas sana begitu sangat indah, bahkan bintang-bintang kecilpun ikut serta dalam menyempurnakan keindahan langit gelap agar terlihat begitu sangat cantik saat sebuah netra memandangnya. Namun, bukan berarti keindahan malam ini akan terasa baik-baik saja, justru berbanding kebalik.

Disebelah sana, didalam restauran yang berada dipinggir kota ‘Paris’ terdapat dua pria yang sedang duduk saling berhadapan ditemani dengan botol-botol bir yang terlihat berantakan diatas meja yang mereka singgahi. Sorot mata tajam keduanya saling memandang satu sama lain ditengah kesunyian malam, keduanya tak ada yang ingin mengalah; berasa jika salah satu dari mereka mengalah, maka harga dirinya akan ikut jatuh.

"Lihat saja siapa yang akan menang" Ucapnya dengan diakhiri senyuman miring penuh arti. Namun, sang lawan dapat melihat dengan jelas jika senyuman itu bermaksud meremehkannya, Ck! sungguh menjengkelkan.

Senyuman miring dari sosok didepannya seketika membuat darahnya berdesir marah; karena tak ingin kalah, dirinya langsung saja membalas perkataan sosok itu lebih tajam dan mematikan. "Kau yang memulai permainan ini, maka tak ada cara lain untuk menghindar; kecuali membunuhmu dengan cara menguburmu hidup-hidup" Perkataan yang dipenuhi dengan rasa benci itu membuat sang lawan menatapnya ketakutan, bukan tanpa alasan dirinya merasa takutㅡBagaimana tidak? tatapan tajam yang sang lawan tunjukkan kearahnya terdapat sebuah arti mendalamㅡManik kelamnya tersirat sebuah dendam bercampur kepiluan, sekaligus seperti ada rahasia gelap yang tersembunyi dibalik karakternya.

"Zeenan, sekarang pukul berapa?" Setelah terdiam cukup lama dan hanya berkomunikasi lewat tatapan satu sama lain, kini akhirnya nuren memberanikan diri untuk melontarkan sebuah pertanyaan pada zeenan yang masih setia menatap tajam dirinya.

Mendengar pertanyaan yang nuren lontarkan padanya membuat zeenan melirik sekilas kearah jam tangannya, dengan malas zeenan membalas. "22:45" balasnya singkat, lalu kembali menatap nuren tajam, namun yang ditatap justru langsung menundukkan kepalanya karena tiba-tiba saja rasa pening kini menerjangnya.

Glekk...glek

Zeenan kembali meraih botol bir itu lalu meminumnya hingga habis, ketahuilah itu adalah bir terakhir yang dirinya minum. Entah sudah berapa banyak bir yang dirinya habiskan, bahkan zeenan tak dapat menghitungnya; Rupanya malam ini zeenan terlalu banyak minum alkohol, tetapi dirinya masih terlihat baik-baik saja dibandingkan dengan nuren yang kini sudah tak sadarkan diri; sudah dibuktikan jika zeenan adalah peminum yang handal.

ZEENUNEW: Ruang SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang