RUANG Sunyi: Chapter 1

933 80 25
                                    

RUANG Sunyi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUANG Sunyi!

[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]

Written by Wullandary95

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Zeenan JeovarendㅡJeovarend? Yeah, itulah margaku. Apakah terlalu sulit untuk kalian ucapkan? Ck! Benar sekali, banyak orang bilang jika namaku sangat sulit untuk diucapkan; Namun, aku tidak peduli; Karena aku tidak berharap orang-orang mengucapkan namaku, sebab nama yang aku miliki itu memang sangat sulit untuk aku lafalkan sendiri, seperti halnya hidupku yang terlalu sulit hanya karena takdir yang tak pernah berpihak padaku. Selama aku bernafas didunia ini aku tak pernah berpikir keras tentang hidup orang lain, karena aku hanya memikirkan hidupku sendiri; walaupun memang itu terdengar sangat Egois tapi itulah diriku, aku hanya berpikir
'Bagaimana caranya Hidup'.

Hidup di dunia yang kejam ini tak semudah seperti membalikkan telapak tangan, karena di dunia ini penuh dengan orang-orang yang egois. orang-orang yang tak pernah peduli dengan orang lain, contohnya seperti kedua orang tuaku. mereka terlalu egois hingga tak perduli lagi dengan anak kandungnya, Sungguh Memuakkan.

Tuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan.

Terdiam, menangis, berharap, itulah yang aku rasakan dalam bertahun-tahun lamanya. Aku seperti terkurung dalam sebuah ruang yang dimana tidak ada siapapun, Tempat ini; Bagaikan Ruang Sunyi untuk diriku yang tidak pantas untuk bahagia.

Aku ingin dicintai dan juga mencintai. Tapi, Waktulah yang tidak mengizinkanku untuk mencintai, karena takdir hanya mengizinkanku untuk terdiam dalam sepi dan menjadikanku dalam keegoisan tersendiri.

Andai aku tidak terlahir di dunia ini mungkin aku sangat bersyukurㅡBahkan, Jika sebelum lahir aku diberi pilihan; Mungkin aku akan memilih untuk tidak lahir didunia fana ini, kalau aku sendiri tahu semuanya akan berakhir seperti ini "Penderitaan yang berujung dalam air mata". Namun, apa boleh buat? Semua sudah terjadi; Nasi sudah menjadi bubur.

Jika aku boleh berkata sejujur-jujurnya pada seluruh alam semesta ini; Aku sangat iri dengan orang-orang di luar sana yang mempunyai kehidupan yang lebih baik, bahkan jauh dari kata burukㅡTidak seperti hidupku.

Bahkan aku pernah berpikir untuk menjadi sebuah kunang-kunang, yang hanya memiliki waktu 6 hari untuk hidup. Namun, selama 6 hari itu hidupnya bersinar walau pada akhirnya ia akan mati dalam 6 hari.

Sudah Cukup! Membicarakan masalah takdir itu tidak akan pernah selesai karena hidupku ini bukan seperti kunang-kunang yang indah itu, Melainkan hanya butiran debu yang terus terhempas oleh angin, yang mana selalu menjadi virus untuk semua orang. Huhf; Hidup dalam lingkaran hitam itu sungguh menyiksa, dimana tak ada satu orangpun yang sanggup untuk menjadi diriku yang penuh dengan rasa penderitaan.

ZEENUNEW: Ruang SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang