RUANG Sunyi!
[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]
Written by Wullandary95
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Nuren" Panggil zeenan sembari melangkah mendekat kearah nunew yang mana kini sedang terlelap disofa ruang tamu. Rupanya nunew memilih menunggu zeenan diruang tamu dan enggan pergi dari sana sejak awal kepergian zeenan untuk menemui pamannya.
"Nuren menunggumu hingga tidak sengaja dirinya tertidur disini" Ucap sosok yang berada disamping nunew, ternyata nunew tidak sendiri disana; Selain bodyguard, sosok itu juga menjaga nunew.
Zeenan yang sadar langsung mengalihkan pandangannya pada orang yang tadi berbicara padanya. "Terimakasih telah menjaga nuren, tapi maaf kau siapa?" Ucap zeenan yang diakhiri dengan pertanyaan, entahlah zeenan hanya penasaran pada orang yang ada dihadapannya, diingat-ingat kembali dirinya tidak pernah berjumpa dengan orang itu.
"Prem, istri tuan boun. Orang yang tadi kau temui" Jelasnya seraya bangkit dari sofa, menatap zeenan lekat namun tersirat lembut dibalik netra kelamnya.
"Ah! rupanya tuan boun sudah ber-istri" Angguk zeenan pelan.
"Bawalah nuren kekamarnya" Ucap prem pada zeenan, yang mana langsung dianggukan oleh sang empu.
Dengan perlahan, zeenan mulai mengangkat tubuh ramping sang kekasih kedalam gendongannya, sebelum pergi ia sempat memberi tanda terimakasih pada prem yang sejak tadi menjaga nuren.
"Terimakasih tuㅡ"
"Prem, panggil saja aku prem. Tidak perlu embel-embel tuan" Potong prem seraya tersenyum diakhir ucapannya.
"Baiklah, terimakasih prem" Ucap zeenan lagi, yang setelah itu segera pergi dari sana menuju kekamar nuren.
Hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk bisa sampai kekamar milik sang kekasih yang bisa zeenan lihat sendiri jika kamar milik nuren begitu sangat mewah dan elegan; Sepertinya nuren memang begitu special hingga hidupnya seperti dicerita dongeng, dimana nuren adalah peran utama yang cantik sekaligus memiliki pangeran berparas sangat tampan bak dikerajaan Disney.
Cupp!
Zeenan sekilas mengecup lembut kening nuren, dengan perasaan senang dirinya menatap lekat manik nuren yang terpejam. Pikirnya, bisakah nuren melihat wajahnya kembali saat mata cantik itu terbuka? Ataukah memang nuren ditakdirkan untuk trus menatap kegelapan dibalik cahaya kehidupannya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: Ruang Sunyi
Fiksi PenggemarTuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan...