RUANG Sunyi!
[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]
Written by Wullandary95
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Berjalan ditengah serpihan salju bersama orang yang dicintainya adalah impian semua umat manusia. Menatap penuh binar sekaligus diselingi dengan senyuman merekah yang tercipta dibelah bibir ini membuat hatiku bahagia, jantung ini selalu berdetak setiap berada didekatnya. “Aku mencintaimu, zeenan” Nuren berkata didalam hatinya yang mana kini terus menatap punggung sosok dihadapannya.
"Aku tidak menyangka, salju akan turun hari ini" Ucap nuren memecahkan keheningan.
Mendengar nuren yang tiba-tiba berbicara membuat langkah zeenan terhenti seketika dan itu membuat nuren yang berada dibelakang sana ikut berhenti lalu menatap zeenan yang saat ini sudah membalikkan tubuhnya, sontak netra keduanya saling bertemu; menatap satu sama lain, hingga perkataan zeenan membuat nuren yang berdiri kaku disana langsung membuyarkan pikirannya. "Itulah rencana tuhan" balas zeenan tanpa ekspresi.
"Maaf" Hanya satu kalimat ambigu yang entah mengapa nuren tiba-tiba saja melontarkannya, kata maaf yang nuren katakan itu membuat zeenan terdiamㅡNamun, tatapan tegas yang dimiliki oleh zeenan tak pernah lenyap dari sorot pandangnya.
Nuren, ia paham mengapa zeenan hanya terdiam seperti itu, mungkin saja zeenan bingung mengapa dirinya tiba-tiba meminta maaf. "Maaf, karena telah membuatmu berada diposisi yang sulit. Dan, terimakasih karena semalam kau sudah merawatku" Jelas nuren, yang merasa sangat tidak enak pada zeenan; sebab, karena dirinyalah apartemennya menjadi berantakan.
Namun, respon yang diberikan oleh zeenan berbeda seperti apa yang nuren inginkan. Lihatlah wajah itu, ia hanya diam tanpa menjawab lalu memalingkan pandangannya kearah lain, setelah itu melangkah pergi; Menganggap jika nuren tidak pernah ada disanaㅡYa, pria angkuh bernama zeenan itu akan selalu mengacuhkannya berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: Ruang Sunyi
FanfictionTuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan...