RUANG Sunyi!
[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]
Written by Wullandary95
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kini, pria tampan sekaligus manis itu sedang duduk dengan anggunnya disebuah sofa yang berada didalam ruangan bernuansa putih, dimana aroma obat-obatan kadangkala menusuk hidungnya. Sebuah buku novel sudah dirinya genggam sedari tadi, karena rasa kebosanan yang membelenggunya membuat ia memilih untuk membaca buku novelㅡTak salah bukan? selagi ia tak berisik lalu berakhir mengganggu pria cantik yang masih setia berada diatas ranjang rumah sakit.
Itu mix sahaphap, pria blasteran thailand dan korea. Dimana seringkali mix melirik sang sahabat yang sudah lama tidak ditemuinya, sebenarnya mix terkejut dengan apa yang kemungkinan terjadi pada sahabatnya mengingat sudah beberapa bulan lamanya ia tak berhubungan kontak dengan manusia cantik itu. "Kau membuatku khawatir, Nuren" Lirih mix yang menatap penuh khawatir pada nuren yang masih terbaring lemah, kata dokter nuren akan segera sadar namun entah mengapa mix dibuat bingung karena sosok cantik itu tak kunjung membuka matanya padahal matahari sudah menyingsing.
CEKLEK!
"Kau ingin makan?" Tanya yang lebih tua.
Mix, ia menutup lembaran buku novel yang sempat beberapa jam yang lalu menjadi panghilang rasa bosannya. Mata besar namun indah itu kini sudah mengalihkan pandangannya kearah wanita cantik yang sudah berdiri dihadapannya dengan setenteng plastik berisi makanan.
"Selera makanku tiba-tiba hilang" Balas mix dengan raut wajah malas, seakan energinya sudah terkuras habis.
Wanita cantik itu mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban dari yang lebih muda, dengan santai ia mendudukkan dirinya disamping mix, menepuk pundak mix pelan seraya berkata. "Kau harus makan, sahabatmu akan marah jika kau sakit" Nada suaranya lembut dan halus, membuat mix menatap wanita itu kagum. Entah mengapa, mix merasa wanita dihadapannya itu adalah ibunya; melihat betapa perhatiannya ia pada dirinya, padahal baru semalam dirinya bertemu dengan wanita cantik tersebut, tapi wanita itu sudah banyak memberikan perhatiannya. "Kak fey, terimakasih karena sudah mau mengingatkanku, mungkin setelah nuren sadar aku akan menceritakan semua kebaikanmu yang telah kau berikan padaku" Timpal mix dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, dan itu membuat feylin langsung menangkup pipi tirus milik sosok yang lebih muda sembari terkekeh pelan.
"Sama-sama, karena aku tidak ingin melihat adik-adikku yang manis ini sakit. Bersabarlah, nuren pasti akan segera sadar" Ucap feylin yang berusaha untuk menenangkan rasa kekhawatiran yang terus mix rasakan, walaupun tak menutup kemungkinan jika dirinya juga merasa cemas pada keadaan nuren yang tidak juga membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: Ruang Sunyi
FanficTuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan...