RUANG Sunyi: Chapter 14

302 43 8
                                    

RUANG Sunyi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUANG Sunyi!

[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]

Written by Wullandary95
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[ 📆1 BULAN KEMUDIAN📆 ]

Malam ini, dibawah sinar rembulan yang begitu sangat indah ada sosok makhluk manis yang berparas cantikㅡKulit seputih salju itu bersinar cerah saat cahaya rembulan tak sengaja menerpa permukaan kulit lembutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, dibawah sinar rembulan yang begitu sangat indah ada sosok makhluk manis yang berparas cantikㅡKulit seputih salju itu bersinar cerah saat cahaya rembulan tak sengaja menerpa permukaan kulit lembutnya.

Nuren Evaghint; Itulah sosok cantik yang kini sedang menatap rembulan diatas sana dengan tatapan yang begitu sendu. Sorot mata penuh kesedihan yang nuren pancarkan itu terus mengarah kepada bulan diatas langit, seakan dirinya sedang mengadu pada dewi bulan jika saat ini hatinya sedang tidak baik-baik sajaㅡDan, sepertinya dewa langit ikut merasakan kesedihan yang kini nuren rasakan, karena sekarang dewi bulan dan dewi bintang ikut serta untuk menghibur nuren dengan cahaya indahnya yang bersinar diatas sana.

"Daddy, mommy. Aku merindukan kalian, Sedang apa kalian sekarang? apakah kalian juga merindukanku?" Tanya nuren tanpa berpaling sedikitpun dari gemerlapnya bintang-bintang diatas langit. "Apakah daddy dan mommy ada disalah satu bintang diatas sana?" Lirih nuren yang kini sudah tidak bisa lagi menahan air matanya.

TESSS!

Setitik cairan bening tiba-tiba jatuh dari pelupuk mata indahnya dan membasahi pipi mulusnya. Jika boleh jujur, kini hati nuren bagaikan ditusuk oleh ribuan bahkan jutaan pisau belati, sakit dan hancur secara bersamaan.

"Tuhan, aku hanya ingin bersama dengan keluargaku lagi. Seperti dulu, disaat aku tidak mengenal apa itu arti CintaㅡHiks! Tuhan, bolehkah aku jujur pada dewi bulan diatas sana?" Ucap nuren sembari mengeratkan jemarinya dipembatas balkon.

ZEENUNEW: Ruang SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang