Tuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUANG Sunyi!
[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]
Written by Wullandary95 . . . . . . . . . . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Srett!
Hanbin, ia menyodorkan sebuah rantang yang berisi makanan kepada zeenan. Ya, hari ini hanbin memutuskan untuk bertemu dengan zeenan, setelah seminggu lamanya ia tidak mengunjungi sahabatnya itu.
"Ternyata kau masih ingat denganku" Ucap zeenan pada hanbin yang baru saja mendudukkan dirinya dikursi.
"Itu karena aku sibuk"
"Sibuk apa? Merampok?"
"YAK! kecilkan volume suaramu" Panik hanbin yang buru-buru membungkam mulut zeenan dengan tangannya; takut jika polisi didepan sana mendengar ucapan zeenan. Bagaimana tidak? Kalimat yang zeenan lontarkan itu membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, bagaimana jika polisi tahu kalau dirinya adalah gangster yang selalu merampok? bisa saja detik ini juga ia ditangkap.
"Tidak bisakah kau tidak membicarakan profesiku?" Kesal hanbin, yang mana zeenan langsung menyingkirkan tangan hanbin dari mulutnya dengan kasar.
"Singkirkan tangan busukmu itu, sialan" Marah zeenan seraya menatap hanbin dengan tajam.
"Katakan! mengapa kau tidak datang selama seminggu ini? Kau tahu? gara-gara kau tidak datang, aku jadi tidak tahu kabar nuren" Zeenan kembali berucap, meluapkan semua amarahnya pada sosok dihadapannya itu.
"Maaf, aku lupa" Balas hanbin yang kini justru memasang wajah memelasnya, dan itu membuat zeenan memutar bola matanya malas; Malas sekaligus muak pada tingkah laku hanbin yang selalu monoton, dimana setiap zeenan marah hanbin selalu saja memasang wajah seperti itu agar zeenan tidak terus memarahinya.
