RUANG Sunyi: Chapter 17

235 27 6
                                    

RUANG Sunyi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUANG Sunyi!

[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]

Written by Wullandary95
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam telah berganti menjadi siang, yang mana sisi bumi lainnya telah berputar menghadap sang mentariㅡCahaya terangnya kini menyorot sisi bumi dengan sangat panasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam telah berganti menjadi siang, yang mana sisi bumi lainnya telah berputar menghadap sang mentariㅡCahaya terangnya kini menyorot sisi bumi dengan sangat panasnya.

Angin yang sejukpun kini ikut menerpa disetiap dedaunan, rantingnya sedikit demi sedikit bergeser hingga membentur permukaan dedaunan yang sudah kering, daun yang sudah berubah warna menjadi kecokelatan itu terpaksa harus jatuh kedalam aliran air kolam.

Menyaksikan dedauan yang terus berjatuhan itu membuat si manis menatap penuh sendu kearah daun-daun yang berguguran dihadapannya. "Oh tidak! anginnya begitu kencang" Gumamnya kecil yang bahkan tidak bisa didengar oleh telinganya sendiri ketika bibirnya berucap.

Si manis yang dimaksud adalah Nuren Evaghint, Pria manis yang sudah sejak tadi memilih untuk mengasingkan dirinya ditepian kolam ikan yang berada dibelakang rumah milik kakek char.

Menikmati alam yang asri disetiap menjelang siang adalah hobi nuren baru-baru ini, apalagi suara percikan air yang bergelombang karena disebabkan oleh ikan-ikan didalam sana membuat jiwa dan hatinya menjadi tenang; Ah, sepertinya nuren memang butuh ketenangan untuk otaknya yang mana terus saja mengingat kejadian-kejadian memalukan yang dirinya lakukan bersama sang kekasih tadi malam.

Bahkan, kini wajah nuren masih bersemu merah saat otaknya tak sengaja mengingat adegan semalam, "Sungguh memalukan" Ucapnya tiba-tiba, seraya menangkup wajahnya sendiri menggunakan kedua telapak tangannya.

"Kau harus bisa mengabaikan rasa malumu, Nuren"

Suara dari seseorang yang sengaja nuren ingin hindari kini tiba-tiba terdengar ditelinganya, bahkan isi kalimatnya saja membuat nuren ingin menghilang dari muka bumi ini; Sungguh! ini sangat memalukan bagi siapapun, terutama dirinyaBatinnya, perasaannya terus mengeluh akan kehadiran sosok pria yang membuat dirinya seperti orang gila dipagi-pagi buta.

ZEENUNEW: Ruang SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang