RUANG Sunyi!
[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]
Written by Wullandary95
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TINNN!
Sebuah suara klakson kereta api yang begitu nyaring didepan sana mampu membuat zeenan dan nuren terkejut, dimana zeenan sempat berdecak kesal pada kereta sialan itu karena telah menghancurkan moment berharga bagi zeenan. "Ck! Sialan" Desis zeenan tidak terima.
Mendengar decakan tidak suka dari zeenan membuat nuren terkekeh pelan, membayangkan betapa lucunya zeenan saat ini jika saja dirinya bisa melihat ekspresi pria angkuh dihadapannya. "Kau tetap tidak berubah, mudah sekali marah" Tutur nuren sembari mengusap sisa air mata dipelupuknya.
Tap-Tap-Tap!
Hingga tak lama suara langkah kaki yang bergemuruh menghampiri keduanya, dan hal itu mampu membuat zeenan menolehkan kepalanya kebelakang berniat mencari tahu sang pelaku yang akan menghancurkan moment istimewanya bersama nuren lagi.
Tepat! dibelakang sana, terdapat dua sahabatnya yang sedang mengatur nafasnya lelah, bahkan zeenan sudah dulu menebak jika keduanya baru saja berlari.
Dengan sinis zeenan menatap kedua sosok tersebut yang tak lain adalah feylin dan hanbin.
"Apalagi yang kalian inginkan?" Ucap zeenan dengan nada suara berat dan jangan lupakan wajah datar yang selalu zeenan tunjukkan pada siapapun; Kecuali pada nuren.
Nuren sendiri yang tidak tahu siapa orang yang menghampirinya itu kini hanya bisa mengerutkan keningnya bingung, apalagi ketika mendengar kalimat tajam milik zeenan yang jelas ditujukan pada sang pelaku.
"Aish! semua gara-garamu, zeenan. Karena kau! Aku dengan nuren tidak jadi ke swiss" Kesal feylin yang sudah menatap jengkel kearah zeenan, bahkan kedua lengannya kini sudah melipat dengan angkuh didepan dadanya.
"Apa peduliku? Lagipula aku juga tidak akan mengizinkanmu membawa nuren dengan seenak jidatmu" Sarkas zeenan tajam, yang sudah ikut terpancing emosi.
Feylin mendelik, menatap marah kearah zeenan, lalu pandangannya berubah sedih saat kereta yang menuju kekota swiss berjalan begitu saja tanpa dosa didepan kedua matanya . "APA HAKMU MELARANGKU MEMBAWA NUREN!?" Sudah habis kesabaran wanita itu mengenai sikap angkuh pria dihadapannya, andai saja pria bernama zeenan itu bukan boss sekaligus sahabatnya mungkin saja dirinya sudah mencincang tubuhnya itu lalu dibuang ke sungai, biarkan saja ikan-ikan didalam sana memakan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: Ruang Sunyi
Fiksi PenggemarTuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan...