Tuhan, terkadang aku ingin bertanya. Mengapa takdirku bisa sekejam ini? Tetesan air mata ini bukanlah jalan yang ingin aku lalui didunia yang kejam ini. Namun, kaulah yang merangkai takdirku menjadi seperti ini, kehidupan yang penuh dengan kesedihan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUANG Sunyi!
[ Sebuah tempat dimana kita termenung dan berpikir kritis tentang banyak hal ]
Written by Wullandary95 . . . . . . . . . . . . . . .
Wanita dengan wajah pucat tanpa polesan riasan sama sekali itu kini hanya memandang tubuh anaknya yang sedang duduk disofa ruang tamu, dirinya sekilas melihat aksi yang sedang dilakukan oleh anaknya, tapi seketika tatapan khawatirpun kini terlontarkan untuk sosok putra satu-satunya.
"Zeenan" Panggilnya sembari mendekati dimana zeenan berada, tangannyapun langsung terangkat untuk menyentuh tangan zeenan yang penuh dengan luka lebam dan goresan luka yang sudah mulai mengering.
Zeenan yang sedang mengobati luka ditangannya langsung saja tersentak kaget atas kedatangan ibunya secara tiba-tiba, yang mana zeenan kini sudah melemparkan tatapan panik saat sang ibu menatapnya cemas.
"Kau kenapa zeenan?" Tanya shiren, wanita yang sudah melahirkannya kedunia ini. Dan zeenan yang mendapat kekhawatiran dari sang ibu hanya bisa menggeleng pelan seraya tersenyum lembut, "Aku tidak apa-apa" Balas zeenan yang mana dirinya kini justru mengusap lembut jemari ibunya.
"Jangan bilang kau menemuinya"
Zeenan mengangguk lemah, lalu berkata. "Maaf bu; Tapi, ibu tidak perlu khawatir lagi padakuㅡAku bisa menjaga diriku sendiri" Senyuman tulus yang zeenan lontarkan itu tak pernah luntur dari bibirnya.
Shiren yang sangat khawatir dengan nasib zeenan selanjutnya itu hanya bisa menatap zeenan dengan perasaan risau, hingga tiba-tiba shirenpun menarik pelan tubuh zeenan untuk dipeluknya. Shiren merengkuh tubuh hangat milik putranya itu dengan air mata yang sudah mulai membanjiri wajahnya. "Ibu tidak ingin terjadi sesuatu padamu, zeenan. Cukup dulu saja ibu dipisahkan darimu, tidak untuk kedepannyaㅡAku tidak bisa hidup jika putra kesayanganku harus berpisah denganku lagi" Racau shiren didalam pelukan zeenan, dan zeenan yang tahu jika ibunya menangis itu langsung mendekap lebih erat lagi tubuh ibunya sembari mengucapkan kata-kata penenang. "Aku menyayangi ibu, jangan pernah khawatir tentang apapun lagi. Aku berjanji akan selalu menjaga orang yang aku sayangi dengan nyawaku sendiri, meskipun aku harus mati sekalipun; Aku tidak akan menyesal selagi orang yang aku cintai baik-baik saja" Ucap zeenan.
"Ibu dan nuren, aku akan melindungi kalian berdua dengan nyawaku sendiri"Batin zeenan.
Sedetik kemudian, Shiren melepaskan pelukannya pada zeenan. "Sini biar ibu saja yang mengobatimu" Ujar shiren yang mana langsung meraih perban untuk dibalutkan pada tangan zeenan yang penuh luka tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.